www.MartabeSumut.com, Medan
Empat politisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) mengapresiasi pertemuan antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, Sabtu siang (13/7/2019) di stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta. Pertemuan 2 tokoh itu pun diyakini jadi perekat keutuhan bangsa sekaligus obat penangkal polarisasi rakyat pasca-Pemilu 17 April 2019.
Ditemui www.MartabeSumut.com secara terpisah di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Senin siang (15/7/2019), Sekretaris Partai Gerindra Sumut Robert Lumbantobing, SE, Ak, MSi, politisi PDIP Siti Aminah br Perangin-angin, SE, MSP, politisi Partai Hanura Ebenejer Sitorus, SE dan politisi PKS H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, sepakat menyatakan masyarakat pada akar rumput terbawah akan segera menghentikan polarisasi yang terjadi selama ini. Robert Tobing, misalnya. Ketua Komisi E DPRDSU itu menilai, pertemuan Jokowi dan Prabowo sangat ditunggu rakyat bahkan semua elite politik. “Pak Prabowo dan Pak Jokowi cukup bijak cari momentum tepat. Pak Prabowo telah memberi ucapan selamat. Keduanya memang punya hubungan emosional saat Pilkada DKI Jakarta. Mereka ingin Indonesia tetap rukun dan damai sesuai cita-cita besar ajaran Soekarno,” ujar Robert.
Menurut Robert, pertemuan tersebut menunjukkan Prabowo seorang patriotik sejati. Yang menarik sekarang, terang Robert lagi, stasiun MRT dicerminkan sebagai kawasan publik tempat berkumpulnya semua lapisan warga. Bebas dari kemewahan namun simbol keberagaman bangsa. “Itulah “DNA” pertemuan di MRT. Bukan sekadar cikal bakal rekonsiliasi tapi keutuhan Indonesia. Tak ada lagi cebong dan kampret. Sebab di stasiun MRT banyak cebong dan kampret bertemu,” ucapnya. Apa kelak bakal masuk koalisi atau jadi oposisi ? Robert mengatakan, Partai Gerindra siap membantu bila bisa sejalan dengan visi misi Jokowi. Tapi sebagai oposisi, timpal Robert, Gerindra pun tetap siap bersikap. Lalu, bagaimana sikap para pendukung Prabowo dari garis keras yang menolak pertemuan itu ? Robert menegaskan, secara organisatoris belum pernah mendengar kelembagaan garis keras memberi dukungan. “Kalau pribadi atau oknum, ya urusan masing-masing. Boleh-boleh saja pendukung kami kecewa. Intinya Pak Probowo jelas menyatakan tak akan khianati bangsa. Beliau mau Indonesia berdiri di kaki sendiri dan mandiri mengelola SDM/SDA bangsa. Bahkan jiwa raganya siap diwakafkan. Kalo koalisi, ya visi misi kita harus masuk dong,” terang Robert.
Ada Kelompok Tak Senang Indonesia Damai
Politisi PDIP Siti Aminah berpendapat, setelah Jokowi dan Prabowo bertemu, akhirnya diketahui ada kelompok/pihak tertentu yang tidak senang Indonesia damai. Sekretaris Komisi E DPRDSU ini menilai, pertemuan Jokowi dan Prabowo merupakan wujud amanah agung Proklamator RI Ir Soekarno. Siti memastikan, bila semua elemen bangsa bersatu, maka konflik apapun dapat diselesaikan. “Pak Jokowi dan Pak Prabowo negarawan sejati. Harus ditiru oleh seluruh anak bangsa. Jangan lagi terpolarisasi. Pak Jokowi rendah hati sejak memimpin di Solo dan DKI Jakarta,” yakinnya. Menyinggung kelompok atau pihak yang tidak senang atas pertemuan itu, Siti justru tak ambil pusing. “Biarlah mereka dengan sandiwara-sandiwaranya. Indonesia patut menyingkirkan kelompok radikal atau pihak tertentu yang berniat membuat Indonesia kacau,” tegas Siti dengan nada tinggi.
Berdampak Positif
Hal senada dilontarkan politisi Partai Hanura Ebenejer Sitorus. Bagi anggota Komisi E DPRDSU tersebut, pertemuan Jokowi dan Prabowo berdampak positif untuk memulihkan kondisi Indonesia yang sempat terpecah. Kedua tokoh disebutnya telah menunjukkan sikap kesatria demi sang saka Merah Putih. Kendati kontestasi Pemilu 2019 sempat memunculkan konflik, toh Eben percaya pertemuan Jokowi dan Prabowo mampu menghadirkan obat penangkal polarisasi. Artinya, rakyat bisa mengetahui siapa-siapa saja yang tidak ingin Indoensia damai dan bersatu. “Kita simpulkan dan nilai aja siapa yang kepanasan dengan pertemuan mereka. Intinya, kita apresiasi kearifan Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” aku Ebenejer, seraya menyarankan Prabowo dan Partai Gerindra lebih baik di luar kabinet agar jadi penyeimbang pemerintahan. Sedangkan politisi PKS H Syamsul Q Marpaung, Lc, meyakini, rakyat pada aras paling bawah akan menutup kran polarisasi yang berkembang cukup lama. Wakil Ketua Komisi E DPRDSU itu optimis, polarisasi rakyat pada akar rumput segera mencair pasca-Jokowi dan Prabowo berjumpa. “Semoga istilah cebong-kampret terkubur selamanya alias tidak terdengar lagi. Indonesia kita juga selalu hebat, damai, sejahtera, maju, adil dan makmur,” tutup Syamsul Qodri, yang merupakan Bakal Calon Bupati Asahan periode 2021-2026. (MS/BUD)