Jelang Pilkada Kab Palas 2018, Rakyat Diimbau Jangan Terkecoh Janji Incumbent

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Momentum Pilkada serentak 2018 harus dimanfaatkan rakyat Kab Padang Lawas (Palas) menentukan arah pembangunan daerah dan kesejahteraan 5 tahun kedepan. Masyarakat tidak boleh terkecoh janji manis sesaat incumbent dan calon kepala daerah apalagi membiarkan diri jadi objek pelengkap penderita kepentingan elite politik.

Peringatan tersebut disampaikan Direktur Lingkar Studi Pembangunan (LSP) Sumut Ansor Harahap kepada www.MartabeSumut.com, Minggu (22/10/2017). Dia menilai, selama ini rayat selalu dibawa-bawa sebagai objek kepentingan politik namun akan ditinggalkan setelah syahwat politik para elite tersalur. Ansor menegaskan, sudah saatnya warga memposisikan diri sebagai subjek perubahan dan pelaku aktif bagi diri maupun keluarga dalam memastikan sosok pemimpin suatu daerah. “Rakat patut memilih figur yang tepat atas dasar nurani dan akal sehat,” ucap Ansor. Dia melanjutkan, Palas merupakan salah satu dari 8 kab di Sumatera Utara yang akan ikut pesta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2018. Sesuai jadwal yang ditetapkan KPU, para bakal calon akan mendaftar diri sedari Januari 2018. Sedangkan pemilihan akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018. Dengan demikian, kata Ansor, waktu untuk menentukan pemimpin Palas 5 tahun berikutnya sudah relatif singkat. Rakyat Palas dimintanya harus benar-benar dan sungguh-sungguh menjadi subjek perubahan Pilkada 2018 demi melahirkan kepemimpinan lebih baik.

Evaluasi Kinerja TSO – Zarnawi 

Mantan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Padang Lawas (Gema Padang Lawas) ini mencontohkan, salah satu langkah sederhana yang patut dilakukan rakyat Palas adalah melakukan evaluasi terhadap kepemimpinan Ali Sutan Harahap (TSO) – Zarnawi Pasaribu. Kedua sosok itu dinilainya hampir pasti tampil sebagai pasangan calon peserta Pilkada 2018. “Warga Palas jangan terkecoh dengan apa-apa yang disampaikannya sekarang soal pekerjaannya 5 tahun lalu. Ayo kita evaluasi kepemimpinan TSO-Zarnawi,” imbau Ansor, sembari menambahkan, ironis sekali incumbent maju kembali tapi selama menjabat dan berkuasa tidak jelas yang dikerjakan untuk kesejahteraan rakyat. Ansor percaya, mustahil perubahan terwujud kalau pemerintahan yang berkuasa tidak dinilai baik atau dianggap kurang sungguh-sungguh melayani rakyat Palas. “Sejauh mana pembangunan Palas telah berjalan ? Kenapa angka kemiskinan dan pengangguran belum berkurang? Lalu, apa saja yang telah dinikmati masyarakat, bagaimana pelayanan kesehatan, penyelenggaraan pendidikan hingga pemberdayaan masyarakat pasca-TSO memimpin Palas,” sindir Ansor bertanya.

Artinya, imbuh Ansor lebih jauh, rakyat tidak boleh mudah terpesona dengan gegap gempita klaim sepihak pencapaian seorang TSO. Melainkan melihat jernih pembangunan yang ada karena sesungguhnya masih jauh dari kewajaran bila dibandingkan dengan besarnya APBD Palas yang dikeluarkan. Rakyat Palas pun diimbaunya kritis melihat perjalanan pemerintahan TSO sejak menjabat Bupati Palas. “Masyarakat harus jeli melihat apakah pembangunan dikerjakan sungguh-sungguh, apakah proyek-proyek besar seperti Mesjid Agung dan lainnya sudah jadi kebutuhan mendasar atau sekadar pencitraan TSO belaka,” akunya. Bagi Ansor, semua harus dilihat dengan perspektif tajam bila ingin perubahan Palas terbukti kedepan. Karena kesempatan memilih pemimpin tidak bisa dilakukan setiap tahun sehingga dampak salah pilih bisa membuat rakyat menderita selama 5 tahun bahkan lebih.(MS/DEKS)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here