www.MartabeSumut.com, Medan
Setelah 2 minggu jadi buah bibir pasca-KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin sore (18/6/2018), Nakhoda kapal KMP Sumut II Donny Max Silalahi akhirnya menyampaikan testimoni kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) dalam forum RDP gabungan Komisi A, C dan E, Senin siang (2/7/2018) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Dengan tertunduk lesu macam orang yang dipenuhi beban besar, Donny mengaku kesulitan menolong korban KM Sinar Bangun karena cuaca buruk dan ombak yang besar. Namun Donny menyatakan sempat menyelamatkan 3 orang serta melemparkan 52 life jacket ke arah puluhan korban yang mengapung.
Pengamatan www.MartabeSumut.com saat RDP, rapat dipimpin Ketua Komisi A DPRDSU HM Nezar Djoeli, ST. Tampak hadir beberapa anggota Komisi A dan anggota Komisi E seperti Ir Juliski Simorangkir, MM dan Zulfikar. Sedangkan anggota Komisi C tidak seorangpun hadir. Ada pula pihak eksternal Sekda Provsu Hj Sabrina, Kadishub Sumut MZ Siregar, Kadis Pariwisata Sumut Hidayati, Polda Sumut dan pejabat PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) selaku pemilik kapal KMP Sumut II. Tim SAR Daerah Sumut dan 7 kabupaten yang menaungi Danau Toba akan diundang dalam pertemuan lanjutan.
Dapat Laporan KM Sinar Bangun Terbalik
Nakhoda KMP Sumut II Donny Max Silalahi, dalam testimoninya mengungkapkan, sesuai fakta dan pengamatan, 5 menit berangkat dari Simanindo Samosir menuju Tigaras Simalungun, kecepatan kapal yang dipimpinnya berlayar stabil. Namun beberapa menit berikut awak kapal KMP Sumut II memberi laporan tentang kapal kayu KM Sinar Bangun yang terbalik di Danau Toba. “Saya teropong kapal telah terbalik dan hanya tampak perut kapal. Saya langsung perintahkan menuju TKP dengan kecepatan penuh. Saya juga memberitahukan musibah itu ke pihak lain di Simanindo dan Tigaras melalui radio KMP Sumut II. Saya terus meneropong ketika kapal kami mendekati TKP. Kapal KM Sinar Bangun akhirnya tenggelam dan puluhan penumpang mengapung di air,” ungkap Donny. Namun karena cuaca ekstrim, ombak besar dan angin sangat keras, Donny mengatakan sulit memberi pertolongan. Termasuk usaha melemparkan pelampung dan life jacket yang terganggu ombak besar. “Kami hanya bisa menolong 3 orang. Kami tidak melintas tapi mengejar puluhan korban. Bahkan kapal KMP Sumut II hampir oleng dan terbalik akibat ombak. Penumpang kami histeris dan berteriak ketakutan melihat ombak besar. Mereka protes pada saya dan menyerukan “apakah bapak juga akan menenggelamkan kami ?”. Tapi saya tidak jawab protes penumpang. Saya tetap berusaha menolong korban seraya menunggu kedatangan kapal bantuan,” kenang Donny, sambil menambahkan, walau membahayakan KMP Sumut II dan penumpang yang ada, tapi upaya memberi bantuan sudah maksimal dilakukan. Donny memastikan, di KMP Sumut II terdapat 60 life jacket, skoci dan 70 awak kapal. Sebanyak 52 life jacket telah dilemparkan kepada puluhan korban sementara sisanya untuk penumpang KMP Sumut II. “Saya usahkan turunkan skoci tapi tak bisa lantaran angin sangat cepat dan ombak cukup tinggi. Kami coba memutar kapal agar tak melawan angin supaya mudah melempar life jacket dan menurunkan skoci. Sebab skoci kami bukan jenis peluncur tapi ceper bentuknya. Sulit dan gak bisa kami turunkan skoci,” aku Donny.
Kembali ke TKP
Nah, tatkala kapal KMP Sumut I tiba di TKP, Donny memutuskan melanjutkan perjalanan membawa penumpang ke Tigaras. Setelah menurunkan penumpang di Tigaras, Donny menyatakan kembali membawa kapal KMP Sumut II ke TKP. Tujuannya untuk ikut membantu penyelamatan korban-korban KM Sinar Bangun. “Namun yang terlihat hanya helm dan beberapa barang penumpang,” tutupnya pelan. Anggota Komisi E DPRDSU Ir Juliski Simorangkir, MM menyesalkan berbagai pihak dan pemangku kepentingan karena lalai serta tidak maksimal memberi bantuan pasca-KM Sinar Bangun mengalami musibah. Ketua DPP PKPI Sumut ini menilai, manajemen penanganan musibah dan pengurangan risiko bencana tidak jelas padahal kawasan Danau Toba ditarget jadi destinasi wisata Monaco of Asia. “Saya setuju Pansus keselamatan, keamanan dan kenyamanan Danau Toba dibentuk,” katanya. Bagi Juliski, kondisi 7 kabupaten sekitar Danau Toba memang sama situasinya. Banyak pihak buang badan/wewenang ketika melihat tragedi KM Sinar Bangun. Baik kabupaten maupun provinsi. “Ini awal perbaikan kita kedepan untuk Danau Toba. Bukan hanya pelayaran tapi pembenahan semua infrastruktur pendukung wisata,” sindir Legislator asal Dapil Sumut IX Kab Taput, Kab Tobasa, Kab Humbahas, Kab Samosir, Kab Tapteng dan Kota Sibolga itu. (MS/BUD)