Peresmian gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) pada Senin (9/7) pukul 15.55 WIB berlangsung tegang. Pasalnya, ratusan orang demonstran berbendera Komite Tani Menggugat (KTM) dan aparat kepolisian terlihat seperti mau perang. Pantauan MartabeSumut di lokasi sejak pagi hingga siang hari, demonstran yang membuat barikade massa di tengah ruas jalan sudah bersiap-siap ‘menyambut’ kedatangan Mendagri Gamawan Fauzi yang akan meresmikan gedung DPRDSU. Namun, maksud demonstran yang berniat ‘berkomunikasi’ itu terbaca pihak kepolisian yang mencium bau kurang sedap.
Tak mau ada peristiwa membahayakan terjadi, polisi pun mendatangkan sekira 700 personel dari Sabhara dan pasukan huru-hara (PHH) yang dilengkapi tameng, gas air mata serta meriam air. Barikade massa yang menguasai ruas jalan di pintu masuk I dan pintu masuk II gedung Dewan dipagar betis sampai 3 lapis sejak pukul 14.00 WIB. Sementara pintu masuk III juga dilapisi 2 barisan polisi yang dipersiapkan menjadi pintu masuk Mendagri.
Aksi KTM Memanas
Detik-detik menjelang Mendagri memasuki gedung DPRDSU, aksi massa KTM semakin memanas. Berorasi dan berteriak-teriak kesal karena sekeliling mereka dipenuhi polisi yang berdiri menghalangi. Bahkan ada diantara demonstran yang sengaja membaringkan badannya seolah-olah tidur di jalan raya. Belum lagi aksi 1 seorang perempuan yang spontan membuka baju
dan menyisakan bra saja di tubuhnya saat dorong-dorongan dengan polisi. “Kami datang ke sini untuk menyampaikan keluhan kepada Mendagri atas persoalan tanah di Sumut. Kami juga mau melaporkan sikap Bupati Deli Serdang Amri Tambunan yang sering menyakiti rakyat, tidak berperikemanusiaan, menerbitkan sertivikat tanah seenaknya, menerbitkan IMB di lahan masyarakat dan berkolusi dengan mafia tanah,” kata salah satu pengunjukrasa kepada polisi yang berdiri. Polisi bukannya bergeming malah menambah personel semakin banyak.
Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang, SH, MSi dan Kapolsek Medan Baru Kompol Budi tampak gelisah mengamati situasi. Jalan Imam Bonjol yang awalnya masih dibuka separo bagi pemakai jasa jalan, pada pukul 12. 30 WIB ditutup total untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Teriakan Kapolresta kepada anggota polisi kerap terdengar ke permukaan. “Mau apa lagi itu di sana, pindahkan pedagang dari sana semua,” begitulah kira-kira suaranya. Tak ada upaya negosiasi, imbauan atau penenangan massa. Kelompok KTM tetap bersorak-sorak sambil mengejek polisi, sementara jumlah polisi ditambah terus untuk ‘mengunci’ konsentrasi demonstran agar terlokalisir.
Polisi Panik
Masih berdasarkan pantauan MartabeSumut, tidak terlihat kehadiran Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, yang biasanya rajin turun langsung menghadapi aksi massa. Namun pada pukul 15.10 WIB, mobil Irwasda Poldasu Kombes M Manullang memasuki pintu masuk III. Dia langsung turun dari mobil dengan wajah yang sedikit panik dan kalut. “Berapa banyak rupanya yang demo, dimana mereka beraksi,” ungkapnya secara lepas memandangi beberapa petugas lapangan kepolisian. Tepat pukul 15.20 WIB, tiba-tiba anggota Komisi A Syamsul Hilal muncul di pintu masuk II gedung Dewan, yang sudah dipenuhi barikade polisi. Pemandangan itu sontak membuat Syamsul marah-marah karena menilai aksi polisi berlebihan. “Kok rakyat dihalangi masuk, kok rakyat dihadapkan dengan polisi. Mereka mau menyampaikan aspirasi secara damai, kenapa justru polisi berdiri membatasi. Polisi itu anak kandung rakyat,” teriak Syamsul Hilal kepada wartawan yang sudah mengerubungi, seraya berjalan menemui Kapolsek Medan Baru Kompol Budi. “Saya minta Pak Kapolsek menyampaikan protes ini kepada pimpinan Bapak. Jangan hadapkan rakyat dengan polisi,” cetusnya dengan nada tinggi kepada Kompol Budi.
Dalam suasana tegang yang tidak menentu di ruas Jalan Imam Bonjol, Jurnalis MartabeSumut melihat mobil Alphard warna hitam nopol RI-16 yang ditumpangi Mendagri Gamawan Fauzi memasuki pintu masuk III pada pukul 15.50 WIB. Mendagri didampingi Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan Ketua DPRDSU H Saleh Bangun. Kendati suasana hiruk pikuk massa yang berunjukrasa terdengar jelas, Mendagri meresmikan gedung DPRDSU di halaman yang sejak pagi sudah ditata rapi dengan teratak tenda besar. Bunyi sirene dan penandatanganan prasasti pun dilakukan Mendagri setelah sebelumnya mendengar laporan Sekwan DPRDSU H Randiman Tarigan, sambutan Ketua DPRDSU H Saleh Bangun dan sambutan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, ST. Usai meresmikan, pria yang sejak awal menerima ulos dan pakaian adat Batak dari DPRDSU, itu berkenan berkeliling meninjau aula Paripurna baru serta terakhir singgah ke ruang Ketua DPRDSU. Mobil Mendagri RI-16 akhirnya meninggalkan halaman DPRDSU sekira pukul 17.05 WIB