Tolak SP3 Rahudman !

Bagikan Berita :

Belasan orang berbendera Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa (AMM) Sumut mendatangi gedung DPRDSU, Rabu (27/6) pukul 13.15 WIB. Mereka meminta DPRDSU mengawasi kinerja Kejatisu agar tidak menghentikan (SP3) kasus tersangka korupsi Rahudman Harahap, yang saat ini menjabat Walikota Medan. “Tolak SP3 Rahudmen (Rahudman-Red),” teriak massa.

 

Menurut mereka, kasus mantan Sekda Tapsel Rahudman Harahap, sang tersangka korupsi Tunjangan Penghasilan Anggaran Pemerintahan Desa (TPAPD) Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2005 senilai Rp. 1.590.944.500 Miliar tidak boleh dihentikan.

 

Koordinator aksi Niko Silalahi dalam orasinya mengatakan, pihaknya membawa 3 tuntutan untuk diperhatikan anggota Dewan karena ada sinyalemen kalau lembaga Kejatisu akan mengeluarkan SP3 Rahudman Harahap. Diantaranya; meminta DPRDSU menolak Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) Rahudman Harahap, mendesak Kajatisu Noor Rachmad jujur membeberkan fakta hukum sebenarnya kepada publik Sumut terkait kasus Rahudman Harahap dan meminta Komisi Kejaksaan RI melakukan eksaminasi atas rencana SP3 Rahudman Harahap. “Kami minta Dewan bersikap tegas. Jangan biarkan Rahudman Haraha bebas setelah merampok uang negara. Mari kita awasi Kejatisu bila benar DPRDSU bukan antek-antek Rahudman Harahap,” teriak Niko. Dia juga menyesalkan sikap anggota Dewan yang terkesan mengabaikan petani Kab Palas yang sudah 21 hari bertenda, mogok makan dan melakukan aksi jahit mulut.

 

PantauanĀ MartabeSumut, dalam aksi tersebut tampak beberapa petani Palas ikut bergabung. Kemudian menyampaikan orasi di depan pintu masuk gedung DPRDSU. Br Simanjuntak, salah satunya. Perempuan separo baya itu bicara secara polos memakai bahasa Batak campur bahasa Indonesia tentang rumahnya di Palas yang sudah dibakar oleh pihak-pihak tertentu. “Rumah saya dibakar oleh orang-orang suruhan PT SRL dan PT SSL. Tanah saya diserobot seenaknya dengan mengandalkan kekuasaan/oknum polisi. Saya sudah 21 hari di sini bersama anak saya. Orang miskin kami pak, tolonglah kami,” kata Br Simanjuntak terisak-isak.

Selang 30 menit berorasi, anggota DPRDSU Raudin Purba, Andi Arba, Nur Hasanah dan Ristiwaty menemui pengunjukrasa di halaman Dewan. Didampingi Humas DPRDSU Rospita Pandiangan, Raudin mengatakan, apa yang disampaikan massa akan diteruskan kepada pimpinan Dewan. Namun pengunjukrasa tidak puas. Niko Silalahi meminta perhatian DPRDSU terhadapĀ  nasib petani Palas yang kesulitan makan dan biaya berobat. “Mereka sudah 21 hari berunjukrasa, berilah perhatian secara spontan,” katanya, diikuti aksi salah seorang demonstran yang membawa pelastik kosong, mengisi uang ke dalamnya dan meletakkan pelastik di depan anggota Dewan. Menanggapi itu, Raudin menyatakan akan menyampaikan kepada pimpinan. “Ya kalo meminta perhatian dalam bentuk uang nanti lebih baik menunggu pimpinan. Tapi kalo secara pribadi, ya terserah masing-masing anggota Dewan,” ujar Raudin, sembari menambahkan, dalam beberapa menit kedepan dirinya dan 3 anggota DPRDSU yang ada akan mengunjungi tenda petani untuk memberikan bantuan uang secara pribadi. Massa tetap tidak puas dan kembali menuntut pemberian uang secara pribadi saat itu juga. “Spontan saja, ngapain nanti-nanti,” kata pengunjukrasa.

Mendengar tuntutan tersebut, Nur Hasanah yang terlihat emosi langsung mengambil pengeras suara dari tangan Raudin Purba. “Sekarang saya mau tanya, kalian mau menyampaikan aspirasi atau meminta uang,” cetus Nur Hasanah dengan nada tinggi. Mendapat jawaban seperti itu, Koordinator aksi Niko Silalahi mengambil secara paksa pengeras suara yang dipakai Nur Hasanah sambil mengajak massa meninggalkan gedung Dewan. Sekira 3 menit kemudian, petani Palas Br Simanjuntak tiba-tiba masuk ke gedung Dewan sambil berteriak-teriak. Humas DPRDSU Rospita Pandiangan sigap bereaksi dengan mengajaknya diskusi dan membawanya ke luar gedung.

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here