Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) dan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, ST, memberi penghormatan terakhir selama 36 Menit kepada Ketua Komisi C DPRDSU Ir Marasal Hutasoit, Jumat (22/6). Pantauan MartabeSumut, setelah jenazah Marasal tiba dengan mobil ambulance, peti mati warna putih langsung digotong beramai-ramai oleh beberapa anggota Dewan ke ruang lobby gedung Paripurna DPRDSU. Upacara penghormatan pun dimulai dalam satu prosesi penyemayaman jasad Marasal pada pukul 15.29 WIB.
Sekwan DPRDSU Drs H Randiman Tarigan, MAP, memulai acara dengan membacakan riwayat hidup politisi Partai Damai Sejahtera (PDS) Sumut itu. Dilanjutkan dengan penyerahan jenazah dari pihak keluarga kepada Ketua DPRDSU H Saleh Bangun. “Kami terima jenazah Pak Marasal Hutasoit untuk disemayamkan di DPRDSU. Beliau dikenal ramah dan kinerjanya selama menjadi anggota Dewan patut dicontoh. Mari kita doakan Almarhum agar tenang di sisiNya,” kata Saleh dalam sambutan penerimaan jenazah.
Usai Ketua DPRDSU, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, ST, tampil memberikan sambutan. Menurut Plt Gubsu, pihaknya di Pemprovsu sangat berduka dengan kepergian Marasal Hutasoit. Pemprovsu disebutnya ikut kehilangan sosok anggota legislatif yang selama ini tergolong kritis dan memiliki semangat dalam memberi sumbang saran untuk kemajuan daerah. “Atas nama Pemprovsu kami menyampaikan duka yang dalam kepada keluarga. Semoga Pak Marasal diterima di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan bisa kuat menghadapi. Selamat jalan sahabat, perjuanganmu akan kami lanjutkan,” ujar Gatot.
Selanjutnya anggota DPRDSU yang hadir berkesempatan memberi penghormatan terakhir dengan mengelilingi peti mati berwarna putih. Kemudian disempurnakan melalui doa yang dibawakan Pdt Dr Siter MP Hutasoit dan diikuti penyerahan jenazah dari Ketua DPRDSU kepada perwakilan keluarga. Masih berdasarkan pantauan MartabeSumut, suasana mulai terasa haru tatkala beberapa anggota DPRDSU yang mewakili 10 Fraksi DPRDSU berinisiatif menggotong peti mati Marasal ke dalam mobil ambulance. Iring-iringan mobil keluarga dan ambulance yang dikawal petugas patroli kepolisan, akhirnya meninggalkan gedung DPRDSU pada pukul 16.05 WIB atau tepatnya 36 menit sejak acara dimulai pukul 15.29 WIB. Jenazah diberangkatkan lagi ke Gereja HKI Medan Petisah sebab Marasal merupakan pengurus gereja (Sintua) yang mengharuskan seperti itu sebelum dikuburkan. Sekira 1 jam 40 menit berada di gereja, jasad Marasal sampai ke Tempat Pemakaman Umum Kristen (TPUK) Gajah Mada Medan pukul 17.55 WIB. Bersama keluarga, kerabat, saudara, teman dan handai taulan, ibadah/doa kembali dipimpin pendeta untuk melepaskan Marasal kembali ke tanah. Tiga koleganya di DPRDSU seperti Oloan Simbolon, Robert Nainggolan dan Tohonan Silalahi tampak setia menghantarkan Marasal sampai ke liang lahat.
Tutup Usia 56, Sama dengan Tahun Lahir 1956
Untuk diketahui, Marasal Hutasoit lahir di Tebing Tinggi pada 26 Februari 1956, persis sama saat tutup usia di angka 56. Awalnya Marasal mengajar siswa di beberapa daerah termasuk salah satu SMP Negeri di Medan. Pria yang tinggal di Jalan Turi Ujung Gang Perhubungan No 7 Medan itu merupakan figur pekerja keras yang memiliki idealis dengan pola fikir kritis. Semasa hidup, dia aktif dalam kepengurusan gerejawi hingga diberikan predikat Sintua (St) di Huria Kristen Indonesia (HKI). Disamping itu, Marasal juga pernah bercerita banyak kepada Media Berita Online MartabeSumut.Com terkait semangatnya mengelola beberapa usaha/bisnis keluarga hingga merambah ke dunia politik. Tak heran, sekira tahun 2008, karir politik Marasal sebagai anggota DPRDSU mulai bersinar manakala dipercaya masuk dalam jajaran pergantian antar waktu (PAW) anggota legislatif.
Kemudian Marasal terpilih lagi secara utuh periode 2009-2014 memakai perahu PDS Sumut dari daerah asal pemilihan Kab Asahan, Kab Batubara dan Kota Tanjungbalai. Marasal termasuk salah seorang pembina dan penasehat di Media Berita Online Kritis dan Realistis MartabeSumut.Com yang kerap memberi banyak motivasi berharga. Suami dari Dra Netti Rotua br Sipahutar ini meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Penang Malaysia akibat gangguan penyakit hati sejak 2005. Anak ketiga dari tujuh bersaudara itu meninggalkan satu istri dan empat orang anak. “Selamat jalan Pak Marasal, kami akan kehilangan sosokmu. Doa kami untukmu agar tenang di sisiNya. Amin”.