Kota Medan sepertinya langganan banjir. Pasalnya, kendati hujan turun cuma hitungan setengah jam alias 30 menit, sudut-sudut kota sudah terendam air. Fakta itu bisa dilihat pada jalan strategis seperti SM Raja Spg Limun, Gedung Arca, AR Rahman Hakim-Sukaramai, Letda Sujono-Aksara, Halat dan Juanda.
Pantauan MartabeSumut di ruas-ruas tersebut sejak 3 minggu lalu hingga Minggu sore (7/10), air menggenangi ruas jalan setinggi lutut orang dewasa di beberapa ruas jalan Kota Medan. Akibatnya, kendaraan yang melintas tidak sedikit terjebak. Mulai kendaraan roda dua maupun roda empat. Pada sisi lain, tampak pula pemandangan miris meluapnya air dari jalan ke rumah-rumah masyarakat di Kawasan Jalan Denai. “Ya hujan sebentar saja sudah terendam jalan besar dan meluap ke rumah. Bagaimanalah kota kita ini, kapan bisa bebas dari banjir,” keluh M Siahaan (44) kepada MartabeSumut, Minggu sore (7/10).
Menurut warga Denai itu, upaya Pemko Medan yang melakukan pengerukan parit, penanganan sampah dan pengurangan sedimen tanah pada saluran-saluran umum, saat ini terbukti tidak membuahkan hasil. Bila belum juga dibangun drainase induk pengendali banjir, katanya, maka air akan selalu dengan mudah menggenangi inti kota Medan. “Gak ada gunanya anggaran negara terbuang untuk membiayai pengerukan parit selama ini. Saya yakin banjir ini terjadi karena drainase induk di Kota Medan tidak ada. Harusnya dibuatkan drainase induk yang mengatur lalulintas curahan hujan ataupun banjir kiriman,” akunya.
Masih berdasarkan pantauan MartabeSumut pada Minggu sore (7/10), hujan yang turun sekira 30 menit, itu telah membuat jalanan terendam air. Alhasil lalulintas kendaraan umum tidak sedikit yang mengalami kemacetan cukup parah di kawasan Simpang Limun Jalan SM Raja dan Aksara di Jalan AR Rahman Hakim. Air yang berada di parit-parit tampak meluap ke badan jalan. Sutrisno (39), warga Jalan SM Raja menyesalkan banjir yang kembali melanda ruas jalan publik. “Saya rasa ini masalah serius yang tidak boleh dianggap main-main. Sampai kapan kota ini banjir melulu. Apa sih kerja Walikota Medan itu,” sindirnya.
Terpisah, Camat Medan Kota Parlindungan S.Sos, yang dikonfirmasi MartabeSumut melalui ponselnya, Minggu sore (7/10), meminta masyarakat Medan khususnya warga di Kec Medan Kota untuk tetap mengantisipasi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan serta melakukan pengorekan parit secara berkala di depan rumah masing-masing. “Kita semua tidak menginginkan banjir ini. Tapi marilah kita antisipasi mulai dari lingkungan rumah kita sendiri. Pemerintah Kota Medan pasti terus berupaya mencari cara terbaik mengantisipasi banjir,” tegasnya.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Medan H Ahmad Arif, SE, MM, yang dihubungi melalui ponselnya, meminta Walikota Medan untuk serius mencari terobosan mengantisipasi banjir dan terendamnya jalanan umum. Menurut wakil rakyat membidangi urusan perhubungan ini, dia, Kota Medan jangan sampai rela mendapat ‘stempel’ langganan banjir tatkala hujan turun walau sebentar. “Ya kalau air menggenangi jalan, arus transportasi massal bisa terganggu. Pemko Medan perlu bergerak cepat menangani masalah klasik ini,” ingat politisi PAN tersebut.