MartabeSumut, Medan
Puluhan demonstran berbendera Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumut berunjukrasa ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) di Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu siang (25/3/2015). Namun sayang, aspirasi mulia yang akan disampaikan kepada wakil rakyat menyangkut perbaikan kinerja pemerintah, itu justru dikotori dengan aksi massa yang tidak simpatik saat berunjukrasa.
Pantauan MartabeSumut di lokasi, massa KAMMI Sumut tiba di gedung Dewan pukul 11.50 WIB. Mereka langsung memajang spanduk dan karton-karton protes terhadap pemerintahan Jokowi-JK yang dianggap tidak pro rakyat. Pengunjukrasa juga berorasi di depan pagar utama pintu masuk seraya memanggil-manggil anggota DPRDSU. Selain itu, demonstran juga memainkan aksi teatrikal bertemakan memasak dengan kayu api yang diperankan 2 nenek-nenek. Teatrikal tersebut dikatakan demonstran sebagai simbol sulitnya memenuhi kebutuhan hidup lantaran harga barang, gas elpiji dan sembako yang menaik tajam. “Pemerintah kurang tegas memperhatikan kehidupan rakyat. Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, gas elpiji naik dan sembako meroket. Mana anggota DPRDSU, buka pintu pagar ini,” teriak Koordinator aksi Supandi, diikuti gerakan belasan demonstran menggoyang-goyang pagar dengan sangat keras sampai mau tumbang.
Aksi Tidak Simpatik
Masih berdasarkan pengamatan MartabeSumut, tepat pukul 12.15 WIB, Humas DPRDSU Rospita Pandiangan, SE datang bersama anggota DPRDSU seperti Donald Lumban Batu, SE, Ir Ramses Simbolon, MSc, Drs Aripay Tambunan, MM dan Jenny RL Berutu. Kehadiran 4 wakil rakyat rersebut kian membuat demonstran beringas bahkan semakin menggoyang pagar dengan keras. Beberapa saat kemudian, pintu gerbang gedung DPRDSU dibuka Satpam dan puluhan demonstran menyeruak masuk. Nah, tatkala massa memasuki halaman DPRDSU, aksi tidak simpatik ditampakkan sebagian besar pengunjukrasa. Pasalnya, 1 mobil tamu sedang terparkir di depan teras pintu utama masuk. Massa pun berteriak-teriak bak preman atau raja yang berkuasa. “Ini mobil siapa, pasti mobil anggota Dewan yang kaya raya. Pindahkan cepat atau kami buang dan bakar,” cetus demonstran dengan lagak merasa jagoan sedunia. Tak sampai disitu. Ketika anggota DPRDSU Ramses Simbolon mencoba menenangkan massa dengan menyatakan bahwa pemilik mobil sudah diumumkan melalui alat pengeras suara di gedung agar memindahkan kendaraan, demonstran tetap saja berteriak-teriak keras, provokatif, mengancam, angkuh, sombong dan bersikap sangat tidak simpatik. Jelas terlihat aspirasi perbaikan kesejahteraan rakyat yang diusung massa KAMMI Sumut itu bertolak belakang dengan sikap intelektual/moral mahasiswa. “Lama sekali dipindahkan, jangan sampai kami angkat, lemparkan dan bakar,” teriak beberapa demonstran lagi bak jagoan yang tidak mengakui hak-hak orang lain.
Pada pukul 12.30 WIB, seorang tamu akhirnya keluar dari gedung Dewan dan memindahkan mobil ke lokasi parkir lain. Selanjutnya perwakilan pengunjukrasa menyampaikan aspirasi di hadapan 4 anggota DPRDSU. Menanggapi aspirasi massa, Ramses Simbolon menyatakan mengapresiasi semangat mahasiswa dan pemuda yang sadar mengawal jalannya pemerintahan. “Kita akan teruskan aspirasi KAMMI Sumut kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti,” kata Ramses Simbolon. Puas mendapat jawaban, demonstran pun membubarkan diri secara teratur dari gedung Dewan pukul 12.45 WIB. Tidak sedikit personel Satpam, aparat kepolisian dan Staf DPRDSU menyesalkan sikap sok jagoan massa KAMMI Sumut saat berunjukrasa. Situasi arus lalulintas di Jalan Imam Bonjol depan gedung DPRDSU tidak mengalami kemacetan. (MS/BUD)