www.MartabeSumut.com, Medan
Health Claim Senior Manager Sequis, dr Yosef Fransiscus mengingatkan, berat badan naik usai Lebaran perlu diwaspadai. Alasannya, beragam penyakit bukan mustahil mengintai.
BACA LAGI: Wakil Ketua Pansus PAD DPRDSU Minta Gubsu Take-Over Tata-Kelola PT PSU
BACA LAGI: Lapas & Rutan di Sumut Over-Capacity 258 Persen
BACA LAGI: Petugas Pemasyarakatan Diberi Pemahaman Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana
BACA LAGI: Tak Hanya LHKPN, Seluruh ASN Wajib Laporkan Harta Kekayaan
BACA LAGI: Massa Berbendera Buruh Serukan Pencabutan Permenaker 2/2022 tentang JHT
BACA LAGI: Modus Diselipkan di Daun Sirih, IRT Gagal Selundupkan Sabu ke Lapas Gunungsitoli
BACA LAGI: Gubsu Jewer Pelatih Billiar, Lamsiang, SH, MH: Tak Sesuai Visi Sumut Bermartabat !
BACA LAGI: Idul Fitri 1443 H, Petugas Lapas/Rutan di Sumut Harus Fasilitasi Silaturrahmi WBP dengan Keluarga
Berlebaran adalah saat paling dinanti untuk bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat. Apalagi setelah 2 tahun mengalami pandemi Covid-19 yang membuat tidak bisa pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga. Berlebaran selama 2 hari, ditambah lagi libur panjang dan mudik bertemu kerabat di kampung, pastinya tidak lepas dengan kebiasaan makan bersama. “Tentu menyenangkan menikmati hidangan enak nan menarik. Tetapi perlu diingat, makan berlebihan dan kurang bergerak dapat menyebabkan berat badan bertambah. Berisiko terserang penyakit,” ucap dr Yosef kepada www.MartabeSumut.com, melalui keterangan tertulis yang disampaikan Ineke Novianty Sinaga, Selasa (3/5/2022).
BACA LAGI: Diselundupkan ke Botol Shampo, Petugas Lapas Kelas III Barus Gagalkan Sabu 2 Paket
BACA LAGI: Gelar Paripurna, DPRDSU Sahkan AKD Periode 2022-2024
Pemilik Komorbid Perparah Kondisi
Selanjutnya dr Yosef mengurai orang yang sudah memiliki penyakit penyerta (komorbid). Dia menilai berpotensi memperparah kondisi dan bisa mengakibatkan kematian. Menurut dr Yosef, peningkatan berat badan utamanya disebabkan terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi. Saat Lebaran, kata dr Yosef, biasanya tidak lepas dari opor ayam, gulai rendang, ketupat serta jenis lain. “Waktu bulan puasa tidak sedikit yang berbuka dengan menyantap makanan berminyak, mengandung tepung hingga minuman manis. Mengonsumsi kalori lebih tinggi dari yang tubuh butuhkan berpotensi membuat berat badan naik drastis,” ujar dr Yosef.
BACA LAGI: Datangi DPRDSU, Massa Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM & Sembako
BACA LAGI: Hadapi Tindak Pidana Teroris, Berikan Petugas Pemasyarakatan Perlindungan
Tubuh Butuh 2.000 Kalori
Dokter Yosef mencontohkan, tubuh membutuhkan sekira 2.000 kalori. Jumlah itu disebutnya bisa sekaligus ada dalam satu porsi hidangan Lebaran. Nah, saat euforia Lebaran dan liburan usai, barulah terasa berat badan naik drastis dan tidak mudah turun dalam waktu cepat. Tidak hanya kalori, makanan mengandung gula dalam santapan, seperti kue kering dan minuman manis, jika dikonsumsi sering dalam porsi banyak, menjadi pencetus kenaikan berat badan hingga obesitas. Terjadi lebih cepat serta tubuh mudah terserang penyakit diabetes. Selain lantaran makanan tinggi kalori dan gula, lanjut dr Yosef lagi, penyebab berat badan naik dengan cepat dikarenakan kurang tidur bahkan kurang aktivitas fisik. “Saat mudik, kita sering kurang beristirahat dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai. Ketika tubuh kurang tidur, hormon insulin, leptin dan ghrelin menjadi tidak seimbang. Memicu nafsu makan lebih tinggi sehingga durasi dan porsi makan lebih banyak dari biasa. Ditambah lagi kurangnya aktivitas fisik semisal olahraga. Maka tubuh akan mengalami surplus kalori atau jumlah kalori masuk lebih banyak daripada yang dibakar,” ingatnya.
BACA LAGI: Negara Lain Buka Border Masuknya WNI, Permintaan Paspor Meningkat
BACA LAGI: Whistle Blowing System Indikator Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi
Kelebihan Kalori jadi Timbunan Lemak
Artinya, timpal dr Yosef, kelebihan kalori dalam tubuh kalau tidak habis terbakar menjadi timbunan lemak dan berat badan melonjak naik. Dia menyarankan, sesekali tidak masalah memberikan tubuh makanan enak. Namun saat menyantapnya tidak terlalu cepat agar bisa menikmati dan tubuh tidak tergesa-gesa memproses makanan. “Sesekali boleh makan enak untuk kesenangan saat bersilaturahmi. Asalkan porsi tidak berlebihan. Waktu Lebaran atau berlibur, kita tetap perlu mengendalikan diri dalam urusan makanan. Sejatinya tubuh lebih membutuhkan makanan bernutrisi dan cukup istirahat,” imbaunya.
BACA LAGI: Kunjungi Aceh, Pansus DPRDSU Sarankan Gubsu Masukkan Program Plasma & PSR dalam RPJMD Sumut
BACA LAGI: Penerbangan Internasional Pertama dari Kualanamu Dibuka, Tim Pora Awasi Orang Asing
Makan Jangan Tergesa-gesa
Dokter Yosef menegaskan, makan berlebihan dan tergesa-gesa membuat tubuh lebih cepat kenyang dan menyebabkan masalah pencernaan. Tatkala bersantap bersama keluarga atau kerabat, dia menganjurkan menyantap makanan dalam porsi 20% lebih sedikit karena akan ada beragam sajian kue Lebaran. Termasuk tidak memesan makanan dan camilan dalam jumlah besar supaya tidak berujung membawa pulang makanan ke rumah. Pada sisi lain, dr Yosef juga mengajak masyarakat tetap aktif berolahraga sebagaimana sering dilakukan pada masa awal pandemi. Sehingga tubuh tetap kuat dan imunitas terus terjaga. “Masyarakat tidak boleh mengabaikan olahraga rutin. Olahraga adalah cara sederhana dan murah meningkatkan stamina serta daya tahan tubuh. Olahraga ikut pula membantu mengendalikan kenaikan berat badan serta memelihara fungsi organ tubuh,” yakinnya.
BACA LAGI: Demo ke DPRDSU, Massa Mahasiswa Sampaikan 8 Tuntutan
BACA LAGI: Tinjau PT PSU di Tanjung Kasau, Pansus PAD DPRDSU Miris
Pertahankan Olahraga 3 Kali Seminggu
Bagi dr Yosef, ketika memasuki libur bersama keluarga, sebaiknya rajin melakukan aktivitas fisik agar tubuh kembali bugar dan kalori terbakar. Demikian sebaliknya, usai Lebaran dan kembali beraktivitas, maka rutinitas olahraga wajib dipertahankan. Minimal 3 kali seminggu dengan durasi 15-45 menit. Tapi durasi dan interval dapat ditambah seiring kemampuan tubuh. “Jenis olahraga yang bisa dilakukan antara lain jalan pagi, renang, joging bahkan yoga. Buat yang sehat, tidak bermasalah dengan jantung, persendian kaki baik dan berat badan tidak berlebih, boleh berolahraga lari atau bersepeda,” cetus dr Yosef.
BACA LAGI: Penuhi Amanat AD/ART, Rapat Anggota Sahkan Pengurus KAJI Unit DPRD Sumut Masa Bakti 2022-2027
BACA LAGI: HUT ke-5 KAJI DPRD Sumut dengan 100 Anak Panti, Baskami & Zeira: Gelar Terus Aksi Sosial
VIDIO: KAJI Unit DPRD Sumut Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba Terhadap 1.500 Siswa SMAN 5 di Jalan Pelajar Medan
BACA LAGI: Hadiri HUT ke-4 KAJI DPRD Sumut, Zeira & Robert Dorong Bansos ke Panti Asuhan Al-Marhamah
BACA LAGI: Sosialisasi Bahaya Narkoba KAJI Unit DPRD Sumut: 6 Narasumber Ingatkan 1.500 Siswa SMAN 5 Waspada
BACA LAGI: Rayakan Natal di LP Tanjung Gusta Medan, KAJI Unit DPRD Sumut Beri Narapidana 100 Paket Natal
BACA LAGI: HUT ke-1, KAJI Unit DPRD Sumut Berbagi Kasih dengan Lansia di Panti Jompo Harapan Jaya Marelan
BACA LAGI: Aksi Sosial KAJI Unit DPRD Sumut Jelang Idul Fitri 1438 H itu Bikin 106 Anak Yatim Tersenyum
BACA LAGI: Korban Jiwa Gempa Lombok 387 Orang, KAJI Unit DPRD Sumut Salurkan Bantuan Rp. 650 Ribu
Urgensi Asuransi Kesehatan
Terakhir, dr Yosef mengungkapkan urgensi kepemilikan asuransi kesehatan selagi kondisi tubuh sedang sehat. Mengingat penyakit bisa datang kapan saja dan menyerang setiap orang. “Perlu diingat, tidak semua orang dapat diasuransikan. Bila sudah memiliki penyakit tertentu (pre-existing condition), lalu ingin mengajukan asuransi, mungkin saja perusahaan asuransi menolak pengajuannya. Atau preminya akan mahal karena diterima dengan syarat khusus (substandard) akibat penyakit yang sudah ada dikecualikan (exception),” terangnya. Dokter Yosef memperkirakan, penolakan pengajuan asuransi bakal terjadi ketika seseorang mengalami penyakit kritis seperti kanker, kelainan jantung dan sebagainya. “Pada akhirnya saat menjalankan pengobatan medis tanpa memiliki asuransi kesehatan, niscaya membahayakan kondisi finansial maupun keberlangsungan hidup keluarga. Jadi jangan menunda untuk peduli hidup sehat. Miliki asuransi kesehatan dari Sequis,” tutup dr Yosef Fransiscus berpromosi. (MS/BUD)