www.MartabeSumut.com, Medan
Pernyataan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara (Sumut) Brigjen Pol Andi Loedianto pada Kamis pagi (15/9/2016) di Medan, seputar kenaikan peringkat Sumut dari juara III menjadi juara I peredaran/penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, mendapat tanggapan skeptis dari 3 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Data itu pun dipandang cermin kegagalan pemerintah, aparat hukum, kepolisian dan BNNP dalam menekan penyalahgunaan Narkoba di Sumut.
Dikonfirmasi www.MartabeSumut.com secara terpisah melalui saluran telepon, Sabtu sore (17/9/2016), 3 anggota DPRDSU dari Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI), Dr Januari Siregar, SH, MHum, Ir Juliski Simorangkir, MM dan Robi Agusman Harahap, SH, sepakat menyatakan perlunya membangkitkan semangat kepedulian bersama memerangi penyalahgunaan Narkoba. Menurut Januari Siregar, ibarat penyakit, kondisi Sumut sangat kritis pada stadium 4. Artinya, terang Januari Siregar, kepedulian rakyat, aparat dan pemerintah wajib dibangkitkan dulu agar memiliki visi/misi sama melawan Narkoba. “Hilangkan sikap apatis. Semua instansi terkait harus membuat program pengawasan holistik internal lembaga dan eksternal (masyarakat). Setiap komponen patut menyatakan perang dan membuat tindakan nyata,” imbau anggota Komisi A membidangi hukum/pemerintahan itu, sembari menuntut aparat berwenang jangan lagi main-main apalagi menjadikan Narkoba sebagai komoditas.
Pencegahan Tidak Berjalan Selama ini
Hal senada dilontarkan Juliski Simorangkir. Bagi dia, selain aparat hukum dan pemerintah gagal, data BNNP Sumut menunjukkan bukti empiris bahwa sebenarnya pencegahan penyalahgunaan/peredaran Narkoba di Sumut tidak berjalan selama ini. Oleh sebab itu, Juliski meyakini sangat dibutuhkan keseriusan aparat dan pemerintah selaku garda terdepan memberi contoh kepada rakyat. “Jangan karena gagal, peran masyarakat terus yang dipaksa-paksa seperti mencari kambing hitam. Padahal justru oknum pemerintah dan oknum aparat hukum yang kerap terlibat serta membuat masyarakat apatis lantaran Narkoba bebas dijual macam kacang goreng di kawasan hiburan/diskotek,” sindir Juliski. Kepada orangtua, rohaniawan dan tokoh masyarakat, anggota Komisi D ini mengajak aksi mengawasi anak, keluarga hingga lingkungan terdekat. Robi Agusman Harahap menambahkan, partisipasi masyarakat menjadi keharusan mutlak melawan penyalahgunaan Narkoba. Namun kunci keberhasilan terletak di tangan aparat serta pemerntah. Ketua F-PKB DPRDSU tersebut percaya, semua rakyat Sumut siap berperang melawan Narkoba bila aparat/pemerintah telah bersih secara internal. “Ayo kita bangkitkan kepedulian menangkal Narkoba. Masak warga Sumut, aparat hukum, polisi, BNNP dan pemerintah kalah dengan Narkoba,” heran Robi diplomatis. (MS/BUD)