Soal Limbah dan Konflik Lahan di Labusel, Massa ke DPRDSU Protes PT ABM & PT Asam Jawa

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Kesal dengan pencemaran lingkungan yang diduga dilakukan PT Abdi Budi Mulia (ABM) dan penggarapan lahan perkebunan sepihak oleh PT Asam Jawa, belasan demonstran asal Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel) berunjukrasa ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU), Senin siang (15/1/2018) di Jalan Imam Bonjol Medan.

Pengamatan www.MartabeSumut.com, aksi massa berbendera LSM Pemantau Layanan Publik dan Otoritas Penyelenggara Negara (Pelopor) itu tiba di gedung Dewan pukul 13.00 WIB. Mereka langsung berkumpul di halaman depan pintu masuk utama. Dalam orasinya, Koordinator aksi A Harahap mengungkapkan, pencemaran lingkungan telah dilakukan PT ABM sejak beberapa tahun terakhir di Teluk Panji Kec Kampung Rakyat Kab Labusel. Menurut dia, limbah cair PT ABM merusak lahan gambut pertanian masyarakat bahkan sampai ke perairan Sungai Barumun. “Kami sudah mengadukan PT ABM ke Polres Labuhan Batu pada Maret 2017. Kemudian September 2017 kami juga melaporkan PT ABM ke Polda Sumut. Tapi sampai sekarang tidak ada kepastian hukum dari penegak hukum,” heran Harahap dengan nada tinggi, sembari menegaskan baru saja demo di Polda Sumut sebelum datang ke DPRDSU. Sementara aksi di DPRDSU disebutnya sudah 2 kali dilakukan bahkan pernah mengirim surat kepada Komisi A dan B untuk ditindaklanjuti melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP). “Namun hasilnya tetap tidak jelas seperti pengaduan kami ke pihak kepolisian. Petani dan nelayan menderita akibat limbah PT ABM. Dimana penegak hukum, dimana wakil rakyat,” sindir Harahap bertanya.

Garap Lahan Warga


Pada sisi lain, Harahap membeberkan pula aktivitas PT Asam Jawa yang menggarap lahan masyarakat di Kec Torgamba Kab Labusel. Menurutnya, pencaplokan lahan warga yang dilakukan perusahaan perkebunan tersebut telah diadukan juga ke Polres Labusel pada November 2017. Oleh sebab itu, lanjutnya lagi, PT ABM dan PT Asam Jawa patut dimintai keterangan oleh wakil rakyat di DPRDSU. “Kalo polisi dan wakil rakyat tetap diam, maka kami akan buat mossi tidak percaya untuk kepolisian dan DPRDSU. Khususnya anggota Dewan asal Dapil Sumut VI Kab Labusel, Kab Labura dan Kab Labuhan Batu,” ancam Harahap. Dia pun mengimbau 8 wakil rakyat DPRDSU asal Labusel, Labuhan Batu dan Labura peduli terhadap persoalan rakyat. “Kenapa mereka enggan membantu persoalan rakyat ? Nelayan saja sudah sulit melaut. Ini keresahan warga Labusel. Kami minta Dewan serius menyikapi. Kami minta dijadwalkan RDP,” imbaunya. Harahap mengaku, pihaknya berbulan-bulan menunggu jawaban namun tak kunjung ada balasan. Kendati demikian, dia menyatakan tidak akan bosan datang ke DPRDSU hanya untuk meminta tanggungjawab moral selaku wakil rakyat. “Kalo tetap tak jelas, kelak akan kami bawa omak-omak dari kampung demo ke DPRDSU,” cetus Harahap. Selang 15 menit berorasi, salah satu anggota Dewan menemui demonstran. Pengunjukrasa akhirnya membubarkan diri teratur pukul  13.30 WIB. Kondisi arus lalulintas tidak mengalami kemacetan akibat aksi tersebut. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here