PAD Jembatan Timbang Sumut Dipertanyakan, DPRDSU Sarankan Pakai CCTV Karena Diduga Banyak Kebocoran

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Target pendapatan asli daerah (PAD) Sumatera Utara (Sumut) dari sektor jembatan timbang tahun 2015 sebesar Rp. 28 Miliar jelas tidak sesuai dari fakta ril di lapangan. Walau saat ini sudah diperoleh Rp. 17 Miliar, toh jumlah Rp. 28 Miliar tersebut sangat tidak realistis sebab seharusnya bisa mencapai 3 kali lipat. Oleh sebab itu, dugaan kebocoran dana patut diselidiki serius sekaligus membuat fasilitas circuit camera televisi (CCTV) pada semua pos jembatan timbang di Sumut.

Penilaian kritis itu disampaikan anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Ir Juliski Simorangkir, MM dan Zeira Salim Ritonga, SE, kepada www.MartabeSumut.com, Senin siang (14/9/2015) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Menurut Juliski, dirinya memiliki info valid dari para sopir truk dan angkutan bertonase besar yang menyatakan banyak kebocoran dana di jembatan timbang. Praktik itu diduga Juliski sengaja dipelihara oleh oknum petugas jembatan timbang maupun Dinas Perhubungan Sumut. “Tata kelola PAD kita salah di Sumut. Sumber PAD dari jembatan timbang kecil tapi kerusakan jalan sangat mengerikan. Jadi tidak sesuai pendapatan dengan pengeluaran anggaran untuk kerusakan. Oknum petugas terindikasi secara sistematis membocorkan pendapatan secara berjemaah. Pakai CCTV karena diduga banyak uang bocor ke kantong oknum Dishub,” sesal politisi Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) ini, seraya mensinyalir, untuk jabatan kepala jembatan timbang saja banyak yang antre setor hingga Rp. 500 juta.

Pakai CCTV


Hal senada disampaikan Zeira Salim Ritonga, SE. Bagi politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, angka target PAD jembatan timbang tahun 2015 senilai Rp. 28 Miliar diperoleh Komisi D DPRDSU saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kadis Perhubungan Sumut Anthony Siahaan, beberapa hari lalu. Artinya, kata Zeira, jumlah yang disetorkan teramat kecil sehingga menimbulkan tanda tanya besar setiap tahun oleh banyak pihak. Kadishub Sumut pun dimintanya melakukan revitalisasi operasi di jembatan timbangan termasuk memasang CCTV supaya kebocoran bisa dipantau. “Para pengguna jembatan timbangan merasa uangnya untuk pembangunan khususnya jalan raya. Tapi jalan raya malah banyak rusak akibat tonase angkutan dibiarkan menyalahi ketentuan. Denda dimanipulasi sedemikian rupa masuk kantong pribadi. Itu disebabkan indikasi “main mata” di jembatan timbang,” sindir Zeira. Makanya, harap Zeira lebih jauh, Kadis Perhubungan Sumut Anthony Siahaan wajib menguatkan pengawasan di lapangan. “Kita belajar sama Surabaya dan Jateng saja. Data mereka di jembatan timbangan sudah memakai sistem pembayaran online. Kita pun harus online,” cetusnya. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here