MartabeSumut, Medan
Anggota DPRDSU Oloan Simbolon, ST, menyesalkan Walikota Medan Rahudman Harahap yang terkesan kurang serius mencari penyebab pohon-pohon tumbang saat hujan dan angin kencang. Sengaja melakukan kontak telepon kepada MartabeSumut, Sabtu malam (23/6), Oloan berkeyakinan, pohon-pohon yang tumbang selama ini di Kota Medan terjadi akibat pola penanaman awal yang tidak sesuai kedalaman. “Saya sudah terjebak kemacetan panjang selama 1 jam di Jalan Dr Mansyur Medan akibat tumbangnya 1 pohon besar. Masalah pohon tumbang ini sepertinya terulang terus. Dimana sih Walikota Medan dan jajaran terkaitnya, apa mau jatuh korban dulu baru bertindak,” sindir Oloan dengan nada tanya.
Selain di Jalan Dr Mansyur, imbuh Oloan, kasus pohon tumbang juga terjadi di Jalan Ngumban Surbakti (ring road) dan Jalan Setia Budi. Dia merinci, sebanyak 2 pohon yang ada di pinggir Jalan Ngumban Surbakti tumbang menghantam bahu jalan raya sementara 1 pohon tumbang lain di Jalan Setia Budi. “Coba Anda bayangkan, 3 jalan strategis di Medan itu membuat lalulintas jadi macet. Ini bukan sekali tapi berkali-kali. Apa tidak ada upaya mencari penyebab dan antisipasinya kedepan,” ungkap Oloan, sambil meyakini ada banyak pohon lain yang tumbang di beberapa ruas jalan di Medan.
Kedalaman 20-30 Cm
Berdasarkan pengamatan langsung pada Sabtu malam, kata Ketua Partai Persatuan Daerah (PPD) Sumut ini memastikan, pohon tumbang memperlihatkan akar yang terangkat keluar dari kedalaman tanah sekira 20-30 Cm. Dengan ukuran seperti itu, Oloan menduga kuat kalau teknis penanaman pohon dilakukan asal jadi tanpa memperhatikan kedalamannya. “Saya kurang tahu persis apakah pohon itu tumbang gara-gara jenis kayunya gampang patah atau angin yang terlalu kencang bertiup ? Saya rasa hujan juga tidak terlalu deras begitu pula tiupan angin. Yang pasti, akar pohon yang saya saksikan keluar menampakkan fakta bahwa kedalaman penanaman pohon sangat tidak wajar,” simpul anggota Komisi C ini.
Oleh sebab itu, semenjak dini, anggota Fraksi Gerindra Bulan Bintang Reformasi (GBBR) tersebut meminta Walikota Medan Rahudman Harahap menata ulang semua pohon-pohon di ruas jalan Kota Medan yang terlanjur besar. Penghijauan jalan dinilainya prioritas namun tidak boleh dilakukan asal-asalan. Melainkan memperhatikan jenis bibit pohon hingga kedalaman tanam. Sedangkan pohon yang ada sekarang disarankannya dibuat penyangga khusus agar tidak tumbang saat hujan turun.
“Kedepannya, bibit pohon yang ditanam harus memenuhi kedalaman tanam yang bisa dipertanggungjawabkan. Pohon yang saya lihat sekarang ini disebut orang Batak ‘Hau Sona’. Memang jenis pohonnya banyak mengandung air dan mudah tumbuh. Tapi ingat, jangan lantaran angin kecil dan hujan turun sebentar saja pohon langsung tumbang akibat tak dalam saat ditanam. Itu bukan musibah namanya melainkan kelalaian yang menimbulkan bahaya bagi warga dan pemakai jasa jalan,” tutup Ketua Pemuda Katolik Sumut itu, sembari mengusulkan penanaman bibit pohon semisal flamboyan atau akasia karena memberi daya dukung kekuatan struktur tanah. Sementara itu, pada Minggu siang (24/6) pukul 13.23 WIB, MartabeSumut mencoba mengkonfirmasi masalah tersebut kepada Humas Pemko Medan Budi Haryono. Namun sayang, Budi Haryono tidak mengangkat ponselnya kendati dihubungi sebanyak 3 kali. Pesan singkat SMS yang dikirimkan juga tidak dibalasnya. (MS/BUD)