MartabeSumut, Medan
Peristiwa tergolong aneh menjelang pentas Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014 terjadi. Entah ini termasuk “serangan fajar” partai politik (Parpol) dan calon legislatif (Caleg) untuk menggarap suara pemilih asli/fiktif, atau sekadar pembodohan yang dilakukan sekelompok orang terhadap Parpol dan Caleg demi kepentingan uang melalui bukti KTP/KTM pemilih.
Ebsan Sirait, salah satu mahasiswa Fakultas Teknik Industri Semester VIII Institut Teknologi Medan (ITM), pada Senin malam (7/4/2014) membeberkan kepada MartabeSumut satu situasi yang dinilainya ganjil. Menurut dia, Senin siang (7/4/2014) sekira pukul 12.00 WIB, dirinya dan 9 mahasiswa ITM lain yang sedang berkumpul di Jalan Cemara Medan didatangi oleh 3 perempuan dan 2 laki-laki. Salah satu dari mereka disebut Ebsan mengaku sebagai alumnus ITM tahun 2012. “Mereka datang dengan sikap resmi dan menanyakan kepada kami siapa mahasiswa pendatang yang tidak pulang kampung memilih saat Pileg 9 April 2014. Mereka juga memastikan para pendatang bisa memilih di Medan dengan syarat memberikan foto copy KTP dan KTM,” singkap Ebsan. Lantaran 1 orang mengaku alumni ITM, Ebsan yang merupakan warga asli Kab Samosir dan 9 temannya juga perantau yang kuliah di Medan, langsung terkecoh dan menuruti begitu saja permintaan tersebut. Ebsan pun mengumpulkan 10 foto copy KTP/KTM dirinya berikut 9 rekannya. Lalu memberikannya kepada sekelompok orang yang menjanjikan semua mahasiswa pendatang bisa memilih di Medan. “Kami memang perantau kuliah di Medan ini. Makanya saat mereka bilang perantau bisa memilih di Medan, ya kami sangat senang dan langsung menuruti. Mereka berjanji akan datang lagi membawa surat undangan sekaligus kepastian penentuan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) pada Selasa (8/4/2014),” ujar Ebsan.
Saat ditanyakan tentang identitas dan lembaga apa yang dibawa ke-5 orang tersebut, Ebsan justru terlihat terpelongo kebingungan. “Kami tidak kenal mereka dan tidak tahu mereka dari lembaga mana,” cetus Ebsan pelan. Ketika disampaikan lagi bahwa kuat dugaan ke-5 orang itu merupakan kaki tangan Parpol/Caleg yang bertujuan untuk memanfaatkan KTP/KTM mahasiswa perantau sebagai pemilih fiktif, Ebsan kembali tidak mampu memberikan jawaban. Dan tatkala disampaikan kemungkinan ke-5 orang itu sengaja mencari KTP/KTM mahasiswa untuk jadi bukti “dagangan pemilih” terhadap Caleg-caleg yang ingin membuat perkiraan raihan suara, Ebsan pun tertunduk lesu. “Ya kita lihat besok (Selasa) saja ya. Siapa tahu mereka datang membawa undangan pemilih,” tutupnya. (MS/PANDU WS)