Keluarga Besar MartabeSumut Berbagi Kasih Rp. 600 Ribu Kepada Korban
MartabeSumut, Medan
Malam Cap Go Meh bertabur duka. Pasalnya, keganasan si “jago merah melahap” sekira 88 rumah di komplek warga keturunan Tionghoa Gang Tanjung, Gang Bakung Lama dan Gang Bakung Baru Jl AR Hakim Medan, Senin (6/2/2012) pukul 09.05 WIB. Media Online KRITIS & REALISTIS www.MartabeSumut.com pun berbagi kasih kepada korban senilai Rp. 600 ribu. Musibah yang tidak terduga usai 15 hari perayaan Imlek, itu membuat warga keturunan Tionghoa di sana bukannya berpesta ria namun terlihat sibuk mencari sisa-sisa barang berharga di sekitar puing rumah masing-masing.
Cari Barang Berharga
MartabeSumut yang sengaja bertandang ke lokasi kejadian, Selasa pagi (7/2/2012), menyaksikan kelesuan warga yang terpencar menjaga areal rumah mereka. Ada yang duduk termenung, bercerita-cerita, menatap sekeliling bangunan yang telah rata dengan tanah hingga mengais-ngais tanah mencari barang berharga.
Aan (41), salah seorang penduduk keturunan Tionghoa yang tinggal di Gang Bakung Lama, mengatakan kepada MartabeSumut, sekira pukul 09.05 WIB sumber api datang secara tiba-tiba. Api langsung cepat menyebar dan membakar seluruh bangunan milik warga hingga terus berkobar melahap habis puluhan rumah. “Saat itu semua warga di sini sedang sembahyang orangtua bang. Sebab malamnya kami akan merayakan Cap Go Meh. Jadi sebelum perayaan Cap Go Meh musibah justru datang,” ujar Aan pelan.
Kondisi Rumah Rapat
Ayah 3 anak itu tertunduk lesu. Menatap sekeliling rumah berlantai II miliknya berukuran 4×16 yang tidak berbentuk lagi. Menurut dia, rumah warga di daerah tersebut memang kondisinya rapat-rapat dan berukuran kecil. Tak heran, katanya, ketika api berkobar, angin yang kebetulan kencang dengan cepat membuat jilatan api membakar segala benda yang ada di sekitar. “Cepat sekali api jadi besar bang. Kami tak menduga sama sekali. Setengah jam kemudian petugas pemadam kebakaran datang dan api baru bisa dipadamkan pukul 15.00 WIB,” ungkapnya.
Kini ratusan korban disebut Aan masih merenungi keadaan sambil menjaga dan mencari-cari barang berharga di rumah masing-masing. Sedangkan relokasi warga yang disediakan Pemko Medan di lantai atas kompleks perbelanjaan Yuki Sukaramai, tidak membuat hati Aan dan keluarga untuk menghuninya. “Kami numpang di rumah keluarga saja. Saya rasa lebih baik seperti itu menunggu ada uang membangun rumah sendiri,” akunya.
MartabeSumut Bantu Rp.600 Ribu
Dalam kesempatan itu, Grevin, salah seorang Jurnalis MartabeSumut yang melakukan liputan, menyerahkan bantuan kasih berbentuk uang tunai sebesar Rp. 600 ribu. Grevin meminta Aan untuk memanggil beberapa tetangga terdekat yang menjadi korban kebakaran. “Ini ada sedikit uang dititipkan pimpinan MartabeSumut, yang kami kumpulkan sendiri secara ikhlas dari personil MartabeSumut. Pesan pimpinan kami, keluarga besar MartabeSumut bukan banyak uang tapi hanya berupaya dengan kemampuan sendiri untuk berbagi. Merupakan bentuk solidaritas kepedulian terhadap sesama. Tolong dibagikan pak,” ujar Grevin, sembari menyerahkan uang kepada Aan, yang disaksikan beberapa tetangga. Aan pun tampak terharu menerima bantuan tersebut. “Terimakasih pak, salam pada pimpinan dan perasaan bangga kami kepada MartabeSumut yang langsung peduli door to door,” kata Aan.
Posko Kemanusiaan Berdiri
Pantauan MartabeSumut, beberapa organisasi sosial dan partai politik di Medan sudah pula mendirikan posko-posko kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan. Informasi dari warga sekitar menyebut, kecilnya jalan masuk ke lokasi kejadian mengakibatkan mobil pemadam kebakaran sempat kesulitan menjinakkan api. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah sementara sampai saat ini pihak terkait masih menyelidiki penyebab kebakaran