www.MartabeSumut.com, Medan
Setelah 78.659 paket Sembako gagal diserahterimakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) kepada Pemkab Simalungun karena “disunat“, Senin (18/5/2020) pukul 10.00 WIB di kantor PKK Pematang Raya Kab Simalungun, kini kasus serupa melanda Kab Asahan dengan kuota 63.768 paket. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Ebenejer Sitorus, SE, menemukan fakta ratusan kotak Sembako isinya tidak lengkap di Desa Simpang Empat Kec Simpang Empat Kab Asahan.
BACA LAGI: New Normal Masyarakat Produktif & Aman Saat Pandemi Covid-19
Kepada www.MartabeSumut.com, Sabtu siang (6/6/2020), Ebenejer mengungkapkan, Sembako yang tidak lengkap isinya diketahui saat melakukan peninjauan 2 hari lalu. Dari sekira 2.450 paket Sembako yang akan disalurkan terhadap warga Desa Simpang Empat Kec Simpang Empat Kab Asahan, terdapat 100 kotak lebih bermasalah. Harusnya, ucap Ebenejer, setiap kotak (paket) berisi 4 item yaitu beras 10 Kg, gula 2 Kg, mie instan 20 bungkus serta minyak goreng 2 Liter. Namun isi ratusan kotak Sembako bantuan Pemprovsu disebutnya tidak lengkap. “Jadi begini, ratusan kotak yang kita periksa ternyata berisi cuma 3 item saja. Ada kotak yang tanpa gula dan tanpa minyak goreng. Persentasenya 4-5 persen gak lengkap. Jelas kelemahan dan kecerobohan Pemprovsu dalam mengawasi rekanan penyedia Sembako,” sesal Ebenejer via ponselnya.
BACA LAGI: DPRDSU Imbau Gubsu Publikasikan Semua Donatur GTPP Covid-19 Sumut
Setiap Kotak Kurang 1 Item
Politisi Partai Hanura ini melanjutkan, pemeriksaan 2.450 paket Sembako yang dikemas dalam kotak kardus tidak terlepas dari pengalaman kasus “santet” Sembako di Kab Simalungun. Dirinya berinisiatif meminta pembukaan kotak agar bisa diketahui kelengkapan isi setiap paket. Nah, ketika ratusan kotak dibuka, terungkap fakta bahwa isinya kurang 1 item. Ebenejer menyimpulkan, berarti ada kecerobohan pengepakan. Sebab rekanan Pemprovsu melakukan pengepakan dengan meminjam tempat di Terminal Madya Kisaran Kab Asahan. “Saya lihat lemah pengawasan Pemprovsu dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut. Entah lemah, atau memang sejak awal sudah ada motivasi kurang baik. Kenapa sampai ratusan kotak gak lengkap ? Besar sekali kecerobohan Pemprovsu. Setiap kotak, kalo tak gula, ya minyak goreng yang “menguap”. Ada apa ? Atau, apa ada,” sindir Ebenejer tak habis pikir, seraya menambahkan, ratusan Sembako yang tak lengkap dikembalikan sementara yang utuh dibawa masyarakat pulang.
BACA LAGI: Sembako Pemprovsu ke Simalungun Disunat, Rony Reynaldo Situmorang Menggeliat
Legislator asal Dapil Sumut 5 Kab Asahan, Kab Batubara dan Kota Tanjungbalai itu pun menyatakan kurang tahu persis apakah masalah serupa terjadi pada desa lain di Asahan. Namun anggota Komisi C DPRDSU bidang keuangan tersebut membeberkan, Sembako Pemprovsu yang dibagikan di Desa Sungai 2 Kab Asahan tidak menjalani pemeriksaan alias tanpa pembukaan kotak. Melainkan langsung dibagikan dan tidak diketahui apakah isi setiap kotak berisi 4 macam item Sembako. Kendati demikian, Ebenejer menyatakan temuan fakta “sunat” ratusan kotak Sembako di Desa Simpang Empat Kec Simpang Empat Kab Asahan telah dibuatkan risalah berita acara dan diserahkan kepada Muspika setempat untuk ditindaklanjuti.
BACA LAGI: Bagi Sembako Kepada Wartawan, Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto Diskriminatif !
BACA LAGI: Ini Rincian JPS-Covid-19 di Sumut: Langkat Penerima Sembako Terbesar, Pakpak Bharat Terkecil
Periksa Sebelum Terima Sembako !
Oleh sebab itu, semenjak dini, Ebenejer mengimbau warga dan Kades di Asahan agar membuka paket kotak Sembako sebelum dibawa pulang. “Ini temuan saya. Kami khawatir, apa yang terjadi di Desa Simpang Empat Kec Simpang Empat merupakan representasi “sunat” dari 63.768 kuota Sembako Pemprovsu yang dikirim ke Kab Asahan,” geram Ebenejer.
Anggota DPRDSU periode 2014-2019 dan 2019-2024 tersebut menilai, kasus Sembako Pemprovsu yang tidak lengkap di Desa Simpang Empat Kec Simpang Empat langsung disampaikan kepada GTPP Covid-19 Kab Asahan dan Pemkab Asahan. Artinya, pengawasan Pemprovsu dan Pemkab Asahan dipastikannya sangat lemah serta ceroboh. Bagi Ebenejer, dampak luas pandemi virus Corona sepatutnya menuntun empati aparat, pejabat dan semua pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan terpuji. Bukan malah sebaliknya “mencuri” hak-hak rakyat yang sedang bersusah hati.
BACA LAGI: Gratiskan Air Pelanggan ! Covid-19 Rontokkan Ekonomi, DPRDSU Sindir Empati Tirtanadi
“Dikontrol dong. Apalagi rekanan mengepaknya di Asahan. Bahkan ada pula item mie instan merek “aneh” yang sangat tidak layak. Tolonglah tunjukkan tanggungjawab, kualitas pekerjaan serta koordinasi GTPP Covid-19 Sumut dan Pemprovsu. Fakta “sunat” Sembako kian menguatkan bahwa lebih tepat memberi uang tunai kepada rakyat miskin,” tutup Ebenejer Sitorus diplomatis. (MS/BUD)