MartabeSumut, Kuala Namu
Populasi burung kicau jenis Kacer kini sudah semakin langka ditemui di seputaran pohon sawit Bandara Internasional Kuala Namu atau Kuala Namu International Airport (KNIA), Deli Serdang, Sumatera Utara. Padahal, sebelumnya, kicauan burung Kacer yang merdu kerap membuat mata langsung tertuju ke areal perkebunan sawit yang membentang.
“Dulu sih sering nampak, tapi sekarang entah kenapa burung Kacer jadi sulit terlihat. Bahkan saat ini bisa dibilang langka. Di daerah kita dan bahkan seputaran pohon sawit Bandara KNIA sudah langka dan sulit kelihatan. Tapi kalau burung Belibis dan Jalak sering kelihatan terbang di seputaran pohon sawit Bandara KNIA,” ungkap Hartono kepada MartabeSumut, warga jalan Bakaran Batu, Desa Tumpatan, Kamis malam (5/6/2014).
Menurut dia, burung Kacer adalah jenis burung kicau yang kini digemari para penggemar burung. Hartono mengakui, harga burung Kacer saat ini sudah sangat mahal. “Meski burung Kacer baru dapat dipikat, tapi harganya per-ekor mencapai Rp. 100 ribu lebih. Itu burung Kacer yang belum makan pur. Jika sudah makan pur, pasti harganya lebih dari itu. Bisa sampai Rp. 150 ribu hingga Rp. 200 ribu,” tegasnya.
Hartono pun merasa heran kenapa populasi burung Kacer terkesan langka di perkebunan sawit. Dia menduga, kemungkinan selama ini burung Kacer jantan saja yang dipikat dan dijual oleh para pemikat. Sedangkan burung Kacer betina memang jarang ditangkap/dipikat. “Saya rasa burung Kacer jantan sering jadi incaran para pemikat untuk dijual. Suaranya yang merdu jadi hilang dari permukaan khususnya di kawasan Bandara KNIA,” sesal Hartono. (FAB/MS)