Indonesia Juara 3 HIV/AIDS, Syamsul Qodri Ingatkan Rakyat Antisipasi Penularan & Kuatkan Agama

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

HIV/AIDS bukanlah penyakit kelamin. Melainkan virus yang masuk ke dalam tubuh akibat luka atau melalui media tertentu. Beberapa faktor risiko penularan virus HIV/AIDS sering diabaikan masyarakat bahkan orang-orang yang bekerja pada bidang kesehatan. Diantaranya perilaku seks bebas, suka berganti-ganti pasangan, memakai alat cukur/jarum suntik bekas, transfusi darah/pencangkokan organ tubuh tanpa skrining virus HIV/AIDS hingga pemberian ASI kepada bayi oleh perempuan terinfeksi HIV/AIDS. Itulah sebabnya, semenjak dini, masyarakat Indonesia patut proaktif mengantisipasi berbagai faktor/media penularan serta menguatkan nilai-nilai ajaran agama.

Peringatan tersebut dilontarkan Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, menyahuti komentar Fasilitator HIV/AIDS Syaiful W Harahap dalam kegiatan pelatihan Indonesia AIDS Collection (IAC) di Hotel Ibis Style Medan, Kamis (20/6/2019). Syamsul Qodri menilai, pernyataan Syaiful W Harahap seputar posisi Indonesia urutan ke-3 dunia kasus-kasus HIV/AIDS setelah Tiongkok dan India, patut jadi refleksi serius bagi rakyat Indonesia, pemerintah khususnya tokoh-tokoh agama. “Saya rasa semua pihak patut merenung. Kenapa virus itu menyebar luas di Indonesia ? Persoalan ini bukan tugas pemerintah saja. Tapi merupakan tanggungjawab masyarakat luas, insan kesehatan dan tokoh agama,” tegas Syamsul Qodri kepada www.MartabeSumut.com, Jumat siang (21/6/2019) melalui saluran telepon. 

Sadar Menjaga Diri

Terhadap masyarakat Indonesia, legislator membidangi Kesra itu mengimbau agar sadar menjaga diri. Kemudian menghentikan pola/gaya hidup tidak steril serta memupus praktik seks bebas. Syamsul Qodri meyakini, kegiatan-kegiatan positif terutama mendekatkan diri pada ajaran agama, tentu saja berkorelasi erat pada penghentian perbuatan menyimpang. Buat insan kesehatan, politisi PKS ini mengingatkan tupoksi pengawasan ketat saat melakukan transfusi darah bahkan aktivitas medis semisal pencangkokan organ tubuh yang wajib menerapkan skrining virus HIV/AIDS. Begitu pula urgensi sosialisasi pada pasangan suami istri terkait risiko berganti-ganti pasangan dan ancaman hidup seorang bayi bila menyusui dari perempuan pengidap HIV/AIDS. Sedangkan untuk tokoh agama, Syamsul Qodri meminta semakin masif menyuarakan ajaran agama supaya warga tidak terjebak dengan gaya hidup yang salah. 

Lost Generation

Bagi wakil rakyat asal Dapil Sumut V Kab Asahan, Kota Tanjungbalai dan Kab Batubara itu, bukan mustahil Indonesia mengalami lost generation (kehilangan generasi) tatkala ledakan penderita HIV/AIDS nyata mengancam masyarakat semua jenis kelamin, kalangan umur hingga status sosial. Artinya, lanjut Bakal Calon Bupati Asahan perode 2021-2026 ini lagi, setiap orang harus mulai menjaga diri dan memikirkan kehidupan lain yang ada di sekitarnya. Lalu mewaspadai sungguh-sungguh bahwa tanpa disadari virus AIDS sangat potensial menulari siapa saja. Sehingga sudah saatnya masyarakat tidak asal pakai jarum suntik, tidak seenaknya menggunakan pisau cukur bekas/milik orang lain apalagi berhubungan seks secara bebas. “Makanya, para suami-suami jangan suka nakal “jajan” diluar sana. Nanti bisa membawa virus AIDS ke rumah. Kan kasihan istri dan anak ? Kalo istri hamil dan positif terinveksi HIV/AIDS dari suami sendiri, apakah ada yang tahu ? Tentu tidak ada yang tahu. Nah, dampak mematikan juga melanda jiwa anak ketika disusui sang ibu atau perempuan pengidap HIV/AIDS,” ingat Syamsul Qodri, seraya menyerukan pemerintah tetap membuat regulasi luar biasa untuk menekan pertumbuhan media penularan HIV/AIDS di Indonesia.  (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here