In Memoriam Anggota DPRDSU Efendi Panjaitan, SE, MSP, Selamat Jalan Aktivis Pembela Rakyat Kecil..!

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Masih segar dalam ingatan tatkala Efendi Panjaitan, SE, MSP, menjabat Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Anggota DPRDSU periode 2014-2019 yang dilantik pada Senin (15/9/2014) itu berkenan membagi 1 buku kepada Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede, Selasa sore 3 November 2015. Buku berisi catatan aktivitasnya dengan judul “Efendi Panjaitan, Perjuangan Tiada Akhir. Catatan Seorang Aktivis dari Aksi ke Refleksi”. Percakapan sekira 3 jam, kala itu, di ruang kerja Ketua Komisi E gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan, menampakkan semangat seorang aktivis yang berganti “baju” sebagai legislator.

Selang pemberian buku tersebut, geliat Efendi kian kental menyuarakan kepentingan kelompok lemah. Namun setelah 1 tahun 11 bulan menjabat wakil rakyat, sosok Efendi berubah drastis pada Jumat 29 Juli 2016 pukul 15.00 WIB. Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede kembali bertemu Efendi Panjaitan dalam suasana berbeda. Dia terkulai lemah ketika dibesuk di RS Elisabeth Medan akibat sakit lever yang diderita. Walau percakapan sempat berlangsung hangat selama 1 jam lebih didampingi isterinya Elviani Rosmawati br Manalu. Dari posisi baring tertidur, Efendi berusaha bangkit bicara. Duduk santai dan bertelepon ke sana ke mari seperti orang yang tidak sakit. “Hari Minggu 31 Juli 2016 saya pulang kok Bud. Dokter sudah memberi izin,” cetus Efendi bersemangat kepada Jurnalis www.MartabeSumut.comBudiman Pardede, sembari menanyakan berbagai hal perkembangan di gedung DPRDSU pasca-sakit kurun 2 minggu.


Dirawat di Penang


Sebelumnya Efendi Panjaitan memang telah dirawat pada salah satu RS di Penang Malaysia. Namun sejak pertengahan Juli 2016 Efendi Panjaitan memutuskan perawatan di RS Elisabeth Medan. Kendati terihat sehat pada Jumat 29 Juli 2016, toh kabar duka justru terdengar hari Rabu (10/8/2016) sekira pukul 23.45 WIB. Anggota Komisi E DPRDSU Efendi Panjaitan dinyatakan meninggal dunia di RS Elisabeth Medan. Informasi tersebut langsung beredar luas di media sosial, penjuru Kota Medan termasuk gedung DPRDSU. Politisi PDIP kelahiran Medan 6 November 1960 ini meninggalkan 1 isteri, 4 anak dan 2 cucu. Belum lagi sisa pengabdian di gedung DPRDSU selama 3 tahun kedepan. Ya, Provinsi Sumut kehilangan seorang tokoh terbaik yang pernah tampil jadi aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Medan, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumut, gerakan advokasi hukum, pendampingan membangun kesadaran buruh dan kiprah di beberapa LSM. Setidaknya, catatan Efendi melalui buku “Efendi Panjaitan, Perjuangan Tiada Akhir. Catatan Seorang Aktivis dari Aksi ke Refleksi”, itu banyak menuangkan cerita tentang kecintaan membela rakyat kecil, memperjuangkan keadilan, menjaga keutuhan-ciptaan bahkan menciptakan perdamaian. Kini jenazah Efendi Panjaitan masih berada di rumah duka Jalan Bunga Terompet II/A No 3 Koserna Padang Bulan Medan. Kemungkinan keluarga merencanakan pemakamannya pada Sabtu 13 Agustus 2016 pada salah satu pekuburan di Kota Medan.

Staf, Kerabat dan Kolega Kehilangan


Beberapa Staf DPRDSU, kolega Efendi di DPRDSU dan tokoh LSM Sumut mengaku sangat kehilangan sosok aktivis tersebut. Ketika diwawancarai www.MartabeSumut.com secara terpisah, Kamis (11/8/2016), semuanya spontan menyampaikan rasa kehilangan. Staf F-PDIP DPRDSU Dra Meta Tobing (49) dan Staf Komisi E DPRDSU Rina Simbolon (40) teramat sulit memberikan pendapat. “Enam tahun saya staf di F-PDIP DPRDSU. Beliau orangnya baik dan suka membela masyarakat kecil. Mendiang berhasil mendorong pihak BPJS Ketenagakerjaan untuk memperhatikan tenaga kerja. Termausk kenaikan gaji pegawai honor dan buruh,” terang Meta. Rina Simbolon menyatakan kehilangan orang baik yang punya kinerja bagus. “Pak Efendi pintar dan aspiratif,” kata Rina. Ketua Komite Integritas Anak Bangsa (KIRAB) Sumut Hamdan Simbolon, SH, menegaskan tidak terlalu mengenal secara pribadi Efendi Simbolon. Tapi Hamdan memastikan, sepak terjang Efendi yang diamati selama ini selalu mendukung perjuangan masyarakat lemah khususnya buruh serta lingkungan hidup.

Sementara kolega Efendi di Komisi E DPRDSU Ari Wibowo (FP-Gerindra) menjelaskan, almarhum tergolong humoris, pandai menghidupkan suasana serta peduli keadaan sekitar. “Kita kehilangan putera terbaik Labuhan Batu yang pernah tinggal di Kec Negeri Lama Kab Lab Batu. Beliau sering membantu dan memperjuangkan aspirasi buruh,” ungkap Ari Wibowo. Anggota Komisi E lain Philips Perwira Juang Nehe (F-PKB) menambahkan, sosok Efendi Panjaitan memiliki pribadi dan sikap yang tegas. Cocok mengurusi masalah sosial, berbau kemasyarakatan bahkan gigih memperjuangkan buruh. “Jarang orang seperti dia. Mendiang memang terpanggil untuk membela kaum kecil. Dia akrab sama siapa saja. Kita kehilangan sekali. Di Komisi E beliau cukup diperhitungkan secara pribadi dan kolegial,” singkap Philips. Penilaian terakhir dilontarkan Ketua Komisi C DPRDSU Zeira Salim Ritonga, SE (F-PKB). Bagi Zeira, banyak kenangan dan pelajaran yang dipetik dari Efendi Panjaitan. “Setahu saya Almarhum sangat suka membantu rakyat kecil. Semoga beliau diterima di sisiNya. Kita doakan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi,” tutup Zeira. Selamat Jalan Aktivis Pembela Rakyat Kecil..!(MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here