www.MartabeSumut.com, Medan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) menggelar Sidang Paripurna Istimewa beragenda mendengar pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-74 RI, Jumat (16/8/2019) pukul 09.00 WIB di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Dalam kesempatan itu, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Drs Agus Andrianto, SH, MH, mengajak masyarakat Provinsi Sumut tetap optimis menjalankan aktivitas. Sedangkan anggota DPRDSU Ir Juliski Simorangkir, MM, mengingatkan warga Sumut menjaga ideologi Pancasila serta keutuhan NKRI.
Ditemui Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede, S.Sos, disela-sela menghadiri Sidang Paripurna Istimewa DPRDSU beragenda mendengar pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapoldasu mengatakan, pesan yang disampaikan Presiden Jokowi patut jadi bahan refleksi oleh rakyat Indonesia. Termasuk aparat, penegak hukum, pejabat, birokrat dan penyelenggara pemerintahan pusat sampai daerah. Perwira Polri bintang 2 ini meyakini, perilaku optimis dan kerja keras berbagai pihak sangat diperlukan untuk memajukan Indonesia. “Saya setuju amanat Pak Presiden. Saya ajak warga optimis membangun bangsa melalui kegiatan masing-masing. Mari optimis menatap kebangkitan Indonesia di usia 74 tahun,” tegas Kapoldasu. Pada sisi lain, Kapoldasu mengingatkan pula masyarakat Sumut menjaga keamanan wilayah. Menjauhkan diri dari pelanggaran hukum dan ikut membantu aparat memberi informasi seputar Kamtibmas. Bila itu dilakukan, Kapoldasu percaya Indonesia bakal semakin dewasa menghadapi tantangan kemajuan jaman yang tidak terbendung. “Ayo kita teladani pesan Kepala Negara. Terapkan dalam kehidupan. Dirgahayu ke-74 Indonesia,” ucap Kapoldasu memberi selamat.
Kuatkan Ideologi Pancasila
Hal senada disampaikan anggota DPRDSU Ir Juliski Simorangkir, MM. Bagi politisi Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) ini, pidato Presiden Jokowi benar-benar menyentuh kondisi kekinian bangsa pasca-Pemilu 17 April 2019. Juliski berpendapat, ideologi negara Pancasila telah diganggu paham radikal dan politik identitas sejak beberapa tahun silam. Menurutnya, puncak gangguan cukup terasa dimanfaatkan dan dijadikan tameng oleh kelompok tertentu pasca-Pemilu 2019. Gerakan itu disebut Juliski bertujuan membuat situasi Indonesia bahkan beberapa wilayah NKRI tidak kondusif. Anggota Komisi E DPRDSU bidang Kesra tersebut mengungkapkan, pasca-Pileg dan Pilpres 2019, ada segelintir orang yang sengaja memainkan politik identitas demi vested interest (kepentingan tersembunyi). Namun untunglah, rakyat Indonesia maupun warga Sumut dinilainya kian cerdas menyikapi kelompok pemecah belah berkedok agama. Apalagi, timpal Juliski lebih jauh, Polri dan TNI selalu bersikap tegas menjaga keutuhan NKRI. “Tuntas Pemilu 2019, saya yakin politik identitas bakal lenyap, senyap, tanpa peminat dan tidak punya tempat. Ayo kita renungkan sekarang, Indonesia hanya bisa merayakan HUT ke-74 tahun 2019 karena 1 “ajimat” pemersatu. Yaitu ideologi Pancasila, bukan yang lain. Jadi jangan ada pihak mencoba-coba buat gaduh. Pasti kita lawan. Pancasila dan NKRI harga mati. Kita bersyukur politik identitas gagal di Indonesia khususnya Sumut,” ucap Juliski kepada www.MartabeSumut.com di ruang kerjanya Fraksi PKB lantai III gedung DPRDSU, usai Sidang Paripurna.
Harapan Besar DPRDSU
Nah, memasuki usia ke-74 Indonesia pada 17 Agustus 2019, Juliski pun meletakkan harapan besar di pundak pejabat eksekutif, legislatif hingga judikatif. Ketua DPP PKPI Sumut ini memastikan, usia 74 tahun tergolong tua dan seyogianya membuat Indonesia lebih maju dibanding negara Korea, Jepang dan China. Sebab ke-3 negara itu mampu bergerak cepat untuk membangun walau pernah terpuruk. Kini, Indonesia diyakini Juliski menuju bangsa besar karena Presiden Jokowi komit membebaskan negara dari belenggu pembusukan budaya korupsi, penyalahgunaan Narkoba, KKN, Pungli, birokrasi korup atau sejenisnya. Juliski beralasan, pembusukan budaya inilah yang menghambat akselerasi pembangunan di penjuru Tanah Air. “Pak Jokowi telah memulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Walau Indonesia belum bersih secara total, namun semangat beliau wajib diterapkan aparat, pejabat, birokrat, konglomerat dan masyarakat. Semua harus memiliki visi sama. Rakyat berpartisipasi, pemimpin memotivasi,” ujarnya.
Wakil rakyat asal Dapil Sumut IX Kab Taput, Kab Tobasa, Kab Samosir, Kab Humbahas, Kab Tapteng dan Kota Sibolga itu berharap, para pemimpin daerah maupun pejabat di Sumut merenungi kiprah masing-masing tatkala Indonesia memasuki usia 74 tahun. “Pemimpin jangan lagi suka lebay, arogan, emosional dan marah-marah. Layani rakyat dan jaga ideologi negara Pancasila/UUD 1945,” tutup Juliski diplomatis. (MS/BUD)