www.MartabeSumut.com, Medan
Kendati tak mudah masuk ke lokasi evakuasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di kawasan permukiman warga Jalan Jamin Ginting Medan, namun dengan berbagai cara Jurnalis www.MartabeSumut.comBudiman Pardede berhasil menyaksikan langsung upaya evakuasi di lokasi bahkan mengambil beberapa foto. Hingga Selasa malam (30/6/2015) pukul 23.15 WIB, tedapat 91 jenazah berhasil dievakuasi tim gabungan dari bangkai Hercules.
Pantauan www.MartabeSumut.com, aparat kepolisian dan TNI tampak menjaga ketat lokasi yang terus dibanjiri warga sedari siang-malam. Garis polisi yang terbentang membatasi lokasi kecelakaan dan perumahan warga tetap saja membuat masyarakat berduyun-duyun ingin melihat lebih dekat. Saking sulitnya Polisi/TNI membendung kehadiran warga, tak jarang terdengar bentakan dan teriakan petugas melarang warga memasuki lokasi. Bahkan beberapa ruas jalan harus ditutup total dan dialihkan ke arah lain. Sementara personel TNI/Polri terus disibukkan aktivitas menyeleksi arus keluar masuknya kendaraan termasuk lalulintas manusia. Kemacetan ruas Jalan Jamin Ginting pun sudah terlihat sejak siang-malam di kawasan fly overJamin Ginting – Jalan AH Nasution Medan.
Pangdam I BB Tinjau Lokasi
Masih berdasarkan pengamatan www.MartabeSumut.com, Pangdam I BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi dan Ketua PMI Sumut Rahmatsyah tampak memasuki lokasi evakuasi pukul 23.05 WIB. Pesawat Hercules C-130 yang naas itu jatuh persis di bangunan tempat kebugaran umum bernama BS Oukup. Oukup tersebut hancur lebur rata dengan tanah tertimpa reruntuhan pesawat. Sedangkan di sebelelah kiri oukup berdiri belasan rumah toko (ruko) lantai IV berdempetan. Kondisi 1 ruko yang berada persis disebelah oukup juga mengalami kerusakan parah pada bangunan atas. Baling-baling pesawat Hercules juga masih bertengger di pojok atas ruko. Selanjutnya di sebelah depan oukup atau lokasi jatuhnya pesawat terdapat pelang sekolah PG, TK, SD dan SLTP Perguruan Kristen Kaisarea beralamat Jalan Jamin Ginting Km 10,8. Kemudian persis di sebelah kanan lokasi jatuhnya pesawat terdapat bangunan Hotel bernama Beraspati dan di belakang lokasi kejadian terdapat puluhan perumahan yang kosong karena sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan.Pada pandangan lain di sekitar lokasi, puing-puing material pesawat berserakan menjadi satu dengan runtuhan bebatuan bercampur tanah. Roda-roda pesawat Hercules berukuran 2 pelukan manusia dewasa disandarkan pada sisi yang aman bersama material pesawat yang hancur. Beberapa tenda berdiri darurat di sekitar lokasi. Dikawal ketat sedikitnya 5 petugas TNI. Kuat dugaan, setelah melihat dari jarak 1 Meter, semuanya merupakan bahan-bahan logistik dan perlengkapan khusus TNI yang tergolong sensitif. Puluhan mobil ambulance hilir mudik masuk-keluar lokasi evakuasi membawa jenazah yang sudah dimasukkan kantung mayat. Begitu pula mobil pemadam kebarkaan, Basarnas dan beberapa angkutan khusus penyelamat lainnya.
Fokus Evakuasi Jenazah
Nah, tepat di tengah bangunan oukup yang sudah rata dengan tanah, alat berat jenis eksavator dan buldozer teronggok standby pada 1 fokus evakuasi jenazah dari bangkai pesawat. Puluhan aparat terkonsentrasi di sana mengeluarkan jenazah satu persatu. “Itu jenazah ke-91 yang dibawa ke ambulance untuk diidentivikasi Tim DVI di RS Adam Malik Medan,” kata salah satu perwira polisi Polda Sumut, tatkala ditanyai www.MartabeSumut.comtepat pukul 23.15 WIB. Seraya meminta namanya tidak dituliskan, perwira yang mengaku sejak siang telah turun mengawasi lokasi kejadian, itu memastikan, konsentrasi evakuasi pada 1 tempat lantaran mulut pesawat menghantam bangunan/tanah sehingga ratusan korban terpental menyatu di ujung depan pesawat. “Jadi ratusan jenazah penumpang terkumpul di mulut pesawat depan,” ujarnya.
Terpisah, www.MartabeSumut.com kembali mengkonfirmasi WS Depari, salah seorang warga setempat yang ikut menjadi relawan Mitra Kamtibmas di lokasi evakuasi. Menurut pria yang tinggal di Jalan kemenyan II No 40, tak jauh dari lokasi kejadian Jalan Jamin Ginting, dirinya mengetahui detik-detik pesawat sebelum jatuh menghantam bangunan bangunan oukup dan 1 ruko lantai IV. “Dari awal kejadian saya di sini Bang. Ada suara keras dari udara terdengar. Lalu tiba-tiba menghantam bangunan oukup, ruko dan tanah dengan ledakan besar,” katanya. Menurut Depari, sebanyak 10 pegawai oukup ditemukan meninggal dan telah dievakuasi pada siang hari. Okup itu disebutnya sudah 30 tahun beroperasi untuk kebugaran umum. Sedangkan perumahan di belakang oukup sejak 1 tahun lalu dibangun dan sedang tahap penyelesaian. Ali Iskandar (32), petugas PMI Kab Deli Serdang, yang ikut melakukan evakuasi sejak sore-malam hari, menjelaskan kepada www.MartabeSumut.com, pada pukul 5 sore dirinya mengevakuasi langsung 2 jenazah penumpang ke mobil ambulance dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. “Penumpang gosong terbakar. Saya rasa mereka semua terkumpul di mulut pesawat saat pesawat menukik jatuh,” singkapnya.
Total Penumpang 113 Orang
Seperti diketahui, pesawat Hercules C-130 yang jatuh di kawasan permukiman warga Jalan Jamin Ginting Medan Provinsi Sumatera Utara, Selasa siang (30/6/2015). Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Dwi Badarmanto sebelumnya mengatakan, pesawat berasal dari Skuadron 32 di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, dengan pilot Kapten Penerbang Sandi. Pesawat tersebut dikatakan Dwi bertugas menjalankan kegiatan rutin mengantar logistik ke Lanud Halim Perdanakusuma, Pekanbaru, Dumai, Medan, Tanjung Pinang, Ranai dan Pontianak. Menyusul kesimpangsiuran soal jumlah penumpang, Dwi menegaskan ada 113 orang berada dalam pesawat. “Menurut manifes ada 101 penumpang. Angka itu di luar para kru pesawat yang berjumlah 12 orang. Jadi semuanya 113 penumpang,” ungkap Dwi. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, pesawat jatuh sekira pukul 12.08 WIB setelah 2 menit lepas landas. Lokasi jatuhnya pesawat sekira 5 Km dari Lanud Soewondo Medan/eks Bandara Polonia. “TNI telah mengirim tim untuk menyelidiki kecelakaan pesawat buatan Amerika Serikat tahun 1964 tersebut,” terang Fuad. (MS/BUD)