Pemandu Berkuda di Bukit Gundaling Minta Pemkab Karo Buat Jalur Khusus Kuda yang Ditunggangi Wisatawan

Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede saat menunggangi kuda di kawasan wisata Pajak Buah Desa Gundaling 1 Kec Berastagi Kab Tanah Karo, Kamis (29/10/2020) pukul 12.30 WIB. (Foto: Ist/www.MartabeSumut.com)
Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Para pemandu wisata berkuda meminta Dinas Pariwisata dan Pemkab Tanah Karo memberi perhatian serius terhadap pengembangan jasa berkuda wisatawan di Pajak Buah Desa Gundaling 1 Kec Berastagi Kab Tanah Karo. Perhatian paling urgen diantaranya penyediaan jalur khusus lintasan kuda di jalan raya serta penataan kebersihan kawasan publik.

BACA LAGI: Ikan Bermatian di Danau Toba, Robert Lumbantobing: Berulang, Tanda-tanda Harus Zero KJA

BACA LAGI: Rebutan Hutan Lindung di Naga Kisar, Fahrizal Nasution: 4 Kelompok Hengkang & Jangan Berlindung Dibalik Nebis in Idem

Adalah Ari Wibowo (30), salah satu pemandu wisatawan berkuda di kawasan Pajak Buah Desa Gundaling 1 Kec Berastagi Kab Tanah Karo. Sejak 2004 melakoni status sebagai pemandu wisatawan berkuda, Ari melihat banyak hal yang belum ditata maksimal oleh pemerintah setempat. Padahal, penataan disebutnya bisa memberi keindahan tata kota sekaligus menjaga kenyamanan publik. Ari pun meletakkan harapan besar pengembangan jasa wisatawan berkuda melalui strategi Dinas Pariwisata Kab Tanah Karo. “Harapan saya, Pemkab Tanah Karo gigih memajukan usaha pemandu wisatawan berkuda. Salah satunya dengan membuat rute khusus kuda supaya jalan raya tidak macet,” ungkap Ari Wibowo kepada www.MartabeSumut.com di kawasan wisata Pajak Buah Desa Gundaling 1 Kec Berastagi Kab Tanah Karo, Kamis (29/10/2020) pukul 12.30 WIB.

Pemandu kuda Ari Wibowo bersama Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede (kiri), Kamis (29/10/2020) pukul 12.30 WIB di Pajak Buah Desa Gundaling 1 Kec Berastagi Kab Tanah Karo. (Foto: Ist/www.MartabeSumut.com)

BACA LAGI: Pjs Walikota Medan Ingatkan Netralitas ASN/PNS Pasca-Pilkada 9 Desember 2020

BACA LAGI: Prokes di TPS Saat Pilkada: Suhu Badan Pemilih Lebih 37,3 °C Nyoblos ke Bilik Khusus

Jalur Khusus Kuda Belum Tersedia

Menurut Ari, kurun 16 tahun memandu wisatawan yang suka berkuda, jalur khusus lintasan kuda tak kunjung tersedia. Akibatnya, 40 orang pemandu wisatawan berkuda di kawasan Pajak Buah Gundaling kerap kewalahan tatkala kuda memasuki ruas jalan raya. “Tolonglah Pemkab Karo membangun lintasan kuda di sini. Kalo tidak ya kemacetan lalulintas akan terus terjadi. Kan tujuannya untuk kemajuan wisata Karo,” yakin Ari. Selain jalur khusus perlintasan kuda, dia juga mengingatkan Dinas Pariwisata dan Dinas Kebersihan Kab Karo memperhatikan kotoran-kotoran kuda yang marak di tengah-tengah kota. Ari menilai, kotoran kuda juga kurang diperhatikan sehingga merusak keindahan area wisata.

BACA LAGI: Sosialisasikan Partisipasi Pemilih, Lurah Teladan Timur & Ketua PPK Medan Kota Imbau Warga Gunakan Hak Pilih

BACA LAGI: Massa Desak KPK Periksa Kepala OPD Sumut yang Terlibat Kasus Korupsi

Minimal 5 Pelanggan Naik Kuda

Menyinggung kuda yang dipandu untuk dinaiki wisatawan, Ari tampak tersenyum. Bagi dia, kuda yang dipandunya bernama Bintaro dan berasal dari Aceh Takengon. Merupakan bibit kuda generasi 1 asal Australia. “Umur Bintaro sekarang 3,5 tahun. Pernah 2 kali meraih juara saat mengikuti lomba,” akunya bangga. Berapa wisatawan naik kuda setiap hari ? Ari menjelaskan, dalam 1 hari paling sedikit 5 pelanggan dan ketika hari libur maksimal 10 wisatawan. Tapi Ari menegaskan hari Jumat selalu tidak mendapat uang karena minus wisatawan. Bagaimana rute dan tarif ? Dijelaskan Ari, para pemandu kuda di kawasan Pajak Buah Gundaling memiliki 3 rute. Meliputi: taman Mejuah-juah Pajak Buah Gundaling sekira 1,5 Km dipatok Rp. 50 ribu, mengelilingi Hotel Sibanyak Rp. 100 ribu, keliling Kota Gundaling Rp. 30 ribu dan booking kuda perjam Rp. 200 ribu.

BACA LAGI: Bahas Masalah Plasma di Kab Labuhan Batu, Komisi B DPRDSU Terkejut PT HPP Tanpa Izin HGU

BACA LAGI: Seruan DPRDSU Lockdown & Tracing tak Sentuh Semua yang Positif Covid-19, Ini Jawaban Sekwan

Hasil Dibagi 2 dengan Pemilik Kuda

Berapa hasil yang Anda peroleh dan bawa ke rumah setiap hari ? Bapak 3 anak itu terlihat sumringah. Dia mengatakan, semua hasil yang diperoleh dari wisatawan dibagi 2 dengan toke (pemilik kuda). Termasuk biaya mingguan iuran kebersihan Rp. 5 ribu. “Hasil setiap hari kami bagi 2 sama toke. Ada 50 pemilik kuda di sini. Cukuplah buat keluarga dan anak saya. Cuma hari Jumat saja yang sepi wisatawan naik kuda. Sedih kalo gak dapat sewa,” singkapnya.

Belajar Seluk Beluk Kuda

Terakhir, apakah Anda memang memahami sifat-sifat kuda ? Arie mengaku sempat 1 tahun mempelajari perilaku kuda. Makanan Bintaro yang dipandunya cuma daun-daun wartel. “Kuda gak pernah melawan, paling-paling dia terkejut. Saya sangat paham sikap kuda. Saya pernah belajar seluk beluk kuda 1 tahun. Kuda jangan dipaksa-paksa, Nanti dia melawan. Harus lembut memperlakukan kuda,” tutup Ari Wibowo, sambil memandu Jurnalis www.MartabeSumut.com yang sengaja menunggangi Bintaro, siang itu. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here