MartabeSumut, Medan
Entah karena grogi atau cemas menanggapi kritik pedas terkait listrik padam setiap hari, PLN Wilayah Sumut datang beramai-ramai “mengeroyok” Panitia Khusus (Pansus) Kelistrikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU), Selasa siang (30/7/2013) di Lt I gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan.
Pantauan MartabeSumut di lokasi rapat, sedikitnya ada 26 orang pejabat teras PLN Sumut yang hadir dan mengisi/menandatangani absensi rapat. Sementara dari pihak Pansus Kelistrikan DPRDSU cuma ‘nongol’ 8 orang yaitu Guntur Manurung, Jamaluddin Hasibuan, M Nasir, Marahalim Harahap, Murni Munthe, Yan Syahrin, Sudirman Halawa dan Biller Pasaribu. Sikap grogi dan terkesan cemas juga tampak ke permukaan tatkala beberapa anggota DPRDSU secara tegas menyesalkan kebijakan PLN yang masih tetap memadamkan listrik setiap hari pada bulan suci Ramadhan 1434 H.
Rakyat Sumut Kecewa pada PLN
Anggota Pansus Kelistrikan DPRDSU M Nasir, misalnya. Dengan lantang Nasir menyampaikan kekecewaan masyarakat luas terhadap PLN yang disampaikan kepadanya jauh-jauh hari. “Ramadhan ini sangat tinggi frekwensi pemadaman. Ini masukan dari warga Medan dan umat Muslim. Semua menghujat PLN. Warga, rumah tangga dan pelaku ekonomi sangat kecewa,” cetus Nasir, sambil mempertanyakan berapa sebenarnya kebutuhan listrik di Sumut dan apa solusi yang akan diambil PLN. Nasir juga meminta PLN menjawab secara jujur ada apa dengan mesin-mesin pembangkit yang kerap dijadikan PLN sebagai alasan selama ini. “Adakah persoalan kolusi atau korupsi di PLN? Berikan info sedetail mungkin supaya kita cari jalan keluarnya. Kami akan minta penegak hukum mengaudit semua mesin pembangkit PLN di Sumut,” ancam Nasir. Kalau pun anggota DPRDSU bersikap kritis, Nasir mengingatkan PLN untuk bisa menerimanya. “Memang tupoksi kami bercakap dan melakukan pengawasan. Ada apa dengan Sumut? Kok gak kita tiru Singapura yang terang-bendrang setiap malam? Sekarang listrik padam saat puasa, kita belum bicara tentang ratusan desa di Sumut yang sampai kini tidak tersentuh arus listrik,” singkapnya.
PLN Janji Ada Cadangan
Hal senada disampaikan Jamaluddin Hasibuan. Politisi Partai Demorat ini membeberkan, fakta saat PLN ekspos ke Komisi D DPRDSU beberapa waktu lalu, dipastikan akan ada cadangan listrik PLN. Namun fakta ekspos tersebut dinilainya cuma manis di bibir karena listrik padam sudah mengganggu aktivitas warga dan rumah tangga. “Ada sih solusi PLN sekarang ? Apa ada pasokan listrik di suplai ke pertambangan-pertambangan di Sumut ? Apa akibat suplai tersebut sehingga pasokan listrik ke rumah tangga terganggu sekarang? Perlu kejujuran dan transparansi PLN,” ingat Jamaluddin. Sedangkan Yan Syahrin mengimbau PLN jangan janji-janji terus kepada rakyat. “Kalo Listrik di Langkat dipadamkan PLN, maka rakyat marah dan menyerang kantor PLN. Setelah diserang listrik bisa hidp lagi. Jadi aneh PLN di sana,” ungkapnya. Marahalim Harahao sendiri mengherankan keberadaan perusahaan yang berdiri di lokasi mesin pembangkit GT 12. “Kenapa bisa? Perusahaan siapa yang berdiri itu. PLN punya anggaran dan alat-alat tapi krisis listrik terus terjadi. Kapan kira-kira bisa dimaksimalkan mesin pembangkit GT 12 yang sudah ada izin perbaikan,” tanya Marahalim. Guntur Manurung selaku pimpinan rapat mempertanyakan pula masalah jaringan-jaringan listrik PLTP Sarulla. “Pansus Kelistrikan DPRDSU ini larut untuk menyelesaikan masalah pemadaman listrik yang terjadi setiap hari ini. Semaga pihak PLN juga serius larut mencarikan solusinya,” ucap Gubtur.
Listrik Padam Karena Perawatan Mesin Pembangkit
Menanggapi tudingan dan berbagai kritik pedas tersebut, GM PT PLN Wilayah I Sumut Dyananto dan GM Pembangkit Sumbagut Bernadus Sudarmanta tampak terbata-bata menyampaikan keadaan sebenarnya. Dyananto mengakui kondisi kelistrikan subsistem Sumbagut mengalami beban puncak tertinggi per 28 Maret 2013 pukul 19.30 WIB dengan kapasitas 1.653, 4 Mega Watt. (MW). Beban puncak tertinggi tersebut dinilai Diananto semakin menyulitkan manakala mesin pembangkit GT 11 dan GT 12 yang ada di Belawan sedang menjalani proses perawatan akibat mesin dan kabel-kabe bawah tanah yang sudah masuk kategori tua. “Mesin pembangit GT 12 sedang perbaikan dan butuh waktu normal minimal 1,5 tahun. Sebab saat ini kami menambahkan ratusan Megawat listrik ke Bandara Kuala Namu dan beberapa daerah tertentu. Mesin GT 21 kita sdh berhasil mudah-mudahan mesin GT 22 juga demikian. Seangkan mesin GT 12 telah beroperasi dalam kondisi kurang sempurna sejak tahun 2010. KIta upaya percepatan perbaikan mesin GT 12 pada triwulan pertama tahun 2014,” tepis Dyananto, semabri menambahkan, PLN Sumut menerima transfer listrik dari Inalum sebesar 150 MW walau kemampuan travo Inalum hanya 135 MW. “Lalu kami kirim ke Kuala Namu 23 MW serta beberapa titik strategis lainnya. Tahun 2013 dana yang kami terima dari APBN Rp. 145 Miliar,” akunya. Untuk diketahui, hingga berita ini diturunkan, fakta arus listrik padam masih saja terjadi sejak pagi, sore dan malam di penjuru Kota Medan maupun Sumatera Utara. (MS/BUD)