www.MartabeSumut.com, Medan
Kendati proses identifikasi korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting Km 10,8 Padangbulan Medan pada Selasa siang (30/6/2015) diperkirakan sulit dan mengalami keterlambatan, toh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut berhasil mengumpulkan 142 kantong mayat. Sebanyak 93 jenazah korban telah selesai diidentifikasi.
Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Pusat Dokter Kesehatan (Kapusdokes) Mabes Polri Brigjen Pol Dr Arthur Tompi, dalam Press Conference yang digelar Kamis siang (2/7/2015) di posko Humas Polda Sumut RSUP Adam Malik Medan. Arthur Tompi mengatakan, kesulitan identifikasi disebabkan tidak ditemukan lagi data rekam gigi dan sidik jari beberapa korban. Tim DVI disebut dia hanya mengandalkan hasil tes DNA dan forensik saja. Sementara visual dan property korban tidak ditemukan lagi padahal bisa dijadikan unsur pendukung identifikasi. Sedangkan tanda-tanda khusus dan tanda lahir juga bakal menghilang seiring waktu berjalan sehingga terjadi pembusukan pada jasad korban. “Akan memperlambat proses identifikasi. Jadi jangan sampai salah persepsi mengenai cepat atau lambatnya proses identifikasi. Proses identifikasi adalah pekerjaan kemanusiaan. Kepentinganya bagi keluarga korban,” terang Arthur Tompi.
Imbauan Melapor Keluarga Hilang
Didampingi Kabid Humas Poldasu Kombes Helfi Assegaf, Direktur Utama RSUP Adam Malik Yusirwan dan Kadis Kesehatan Sumut Dr Raden Roro Siti Hartati Surjantini MKes, jenderal bintang satu tersebut mengimbau, bagi siapa saja yang merasa kehilangan keluarga dan dikhawatirkan jadi korban tragedi pesawat Hercules C-130, maka dipersilahkan melapor ke pos Atem Mortem yang berada di RSUP Adam Malik Medan. Arthur Tompi melanjutkan, proses identifikasi yang dilaksanakan sampai Kamis 2 Juli 2015, diperoleh 142 kantong jenazah dan sudah teridentifikasi sebanyak 93 jenazah. Saat ini, katanya, proses identifikasi masih terus berlanjut terhadap 10 jenazah lain. “Proses identifikasi sesuai prosedur DVI. Dilandasi 3 primer identifikasi yakni sidik jari, rekam gigi dan DNA. Satu saja dari 3 primer itu positif, niscaya kita nyatakan teridentifikasi,” ujarnya.
Disamping identifikasi primer, lanjut Arthur Tompi, ada pula identifikasi sekunder yang mengandalkan tanda-tanda khusus korban serta unsur property semisal jam tangan, kalung, sepatu, pakaian, tali pinggang, cincin hingga alat-alat pribadi yang digunakan pasca-tragedi. Terhadap 93 jasad yang sudah teridentifikasi, Arthur Tompi mengaku kalau sebelumnya telah dilakukan juga sistem identifikasi primer sidik jari. Dia memastikan, jasad dikatakan teridentifikasi bermula dari data-data yang disampaikan keluarga korban ke pos Atem Mortem. Baik itu menyangkut ciri khas bahkan property korban yang digunakan sebelumnya. “Kemudian kita lakukan pemeriksaan terhadap jenazah (Atem Mortem dan Post Mortem). Selanjutnya direkonsiliasikan, jika match, maka itu yang kita nyatakan teridentifikasi,” tegas Arthur Tompi.
Datangkan 7 Dokter Mabes Polri
Menyinggung pengorganisasian DVI dalam proses identifikasi, Arthur Tompi mengungkapkan sepenuhnya dikendalikan Kabid Dokkes Polda Sumut Kombes Setyo selaku DVI Commander. Sementara kewajiban tugas paling utama adalah bersinergi dengan Dinkes Provinsi Sumut dan juga Dirut RSUP Adam Malik. Terkait personel yang melaksanakan identifikasi, dijelaskannya didukung dokter forensik yang ada di Polda Sumut dan juga dari USU. Namun demikian ada pula dokter yang didatangkan dari Mabes Polri sebanyak 7 orang. Terdiri dari 1 komandan tim, 2 ahli forensik, 2 dokter gigi forensik dan 2 orang ahli DNA. “Dokter forensik dari Polda Jawa Tengah, Polda Sumatera Selatan dan Polda Kepri juga kita hadirkan ke Medan. Menyusul bergabung dokter forensik dari Polda Jawa Barat. Maksud penambahan personel agar forensik bisa dilakukan cepat dan tepat,” tutup Brigjen Pol Dr Arthur Tompi. Data dihimpun www.MartabeSumut.com dari RSUP Adam Malik Medan, Kamis (2/7/2015), menyebutkan, jumlah kantong jenazah yang diterima tim DVI Polda Sumut mencapai 142 kantong. Sebanyak 140 kantong berisi jasad dalam keadan utuh sementara 2 kantong lainya cuma potongan tubuh. (MS/Doddy Franki/RED)