Sibuea yang diduga dibunuh, Rabu sore (6/9/2017) di gedung DPRDSU Jalan Imam Bonjol Medan. (Foto: www.MartabeSumut.com)
www.MartabeSumut.com, Medan
Curiga suaminya Rayner Sibuea dibunuh pada Kamis 3 Agustus 2017 di Porsea Kab Tobasa, sang istri Merry Lam Tota Simamora menyurati Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) untuk meminta keadilan. Warga Pematang Siantar ini berharap kepolisian segera melakukan penyelidikan karena pihak keluarga laki-laki menyatakan Rayner Sibuea meninggal akibat gantung diri.
Kepada www.MartabeSumut.com, Rabu sore (6/9/2017) di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Jalan Imam Bonjol Medan, Merry Simamora menceritakan, peristiwa bermula tatkala suaminya berangkat ke Porsea bersama 1 anak laki-laki mereka berusia 5 tahun untuk meminjam uang Rp. 15 juta. Ibu 3 anak itu mengungkapkan, pada 3 Agustus 2017 sekira pukul 01.00 WIB dini hari, istri dari Julius Sibue (adik kandung Rayner Sibuea) menelponnya ke Siantar memakai handphone sang suami dan mengatakan Rayner Sibue telah meninggal akibat gantung diri. Berita duka dari adik iparnya tersebut disikapi Merry Simamora dengan berangkat ke Porsea. “Saya tiba di Porsea hari itu juga pukul 3 sore. Jenazah suami saya berada di rumah mertua. Dalam kondisi saya tertekan, bingung dan heran kenapa suami gantung diri, keluarganya langsung menguburkan jenazah hari itu juga,” ujar Merry Simamora.
Banyak Hal Ganjil
Ketika pertama kali melihat jenazah suami, Merry Simamora mengaku menyaksikan banyak hal-hal ganjil. Diantaranya ada tanda luka di garisan leher kiri seperti goresan benda tajam. Kemudian pada bagian kaki juga ada luka goresan, di ujung mulut sebelah kanan luka, wajah/muka memar seperti kena pukulan benda tumpul serta lidah tidak terjulur layaknya orang mati gantung diri. “Anak saya yang ikut suami ke Porsea sempat bercerita. Sebelum suami dikabarkan meninggal dunia, malam itu ada 1 teriakan memanggil nama anak saya dari salah satu kamar/ruangan rumah. Ketika anak saya mencari arah suara bapaknya memanggil, dia tak menemukan suami saya,” singkap Merry, seraya menambahkan, berusaha mempertanyakan semua keganjilan tersebut namun keluarga suami membantah. “Ketika menanya abang ipar Romulo Sibue pakai tali apa suami saya gantung diri, dia bilang memakai tali pelastik. Namun saat saya tanya adik ipar Julius Sibuea, dia jawab menggunakan benang nilon,” beber Merry Simamora tak habis fikir.
Kuburan akan Dibongkar untuk Otopsi
Dengan mata berkaca-kaca, Merry Simamora melanjutkan, setelah suami dimakamkan di Porsea, dia pun pulang ke Pematang Siantar bersama anak bungsunya. Lalu pada 28 Agustus 2017 melayangkan surat kepada Kapoldasu perihal permohonan keadilan dan kepastian hukum. Tembusan surat disampaikan ke Irwasda Poldasu, Dirkrimum Poldasu dan Kapolres Tobasa. “Beberapa hari lalu saya sudah bicara kepada Kabid Humas Poldasu dan pejabat di Poldasu. Saya memohon bantuan mereka atas kejanggalan kematian suami saya,” akunya. Merry Simamora menyebut, pihak polisi juga mendukung upaya melakukan otopsi karena mencurigai ada kejanggalan atas kematian Rayner Sibuea. Hingga kini Merry Simamora masih menunggu kepastian Tim Otopsi Rumah Sakit Bayangkara Poldasu untuk turun ke Porsea. “Kami akan ke sana membongkar kuburan suami demi kepentingan otopsi. Ada yang tidak beres atas kematian suami saya. Harusnya saya selaku istri yang memutuskan otopsi atau tidak. Bukan keluarga suami. Masak mereka bilang cuma visum? Apa sebab suami saya gantung diri, ini yang mencurigakan sekali,” sesal Merry sedih, yang sengaja mendatangi DPRDSU untuk meminta bantuan kebutuhan ambulance ke Porsea. Lantaran Merry tak berhasil bicara dengan anggota Dewan, www.MartabeSumut.comakhirnya menjembatani Merry Simamora berkomunikasi dengan Wakil Ketua Komisi A DPRDSU H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, yang kebetulan sedang Kunker di Jakarta. Politisi PKS itu pun menyanggupi membantu ambulance namun Merry Simamora belum bisa memastikan jadwal keberangkatan ke Porsea dan untuk berapa lama.(MS/BUD)