Unjukrasa di Medan Disusupi Orang Asing !

Bagikan Berita :

Satu peristiwa menarik dan langka terjadi di Medan saat ratusan orang dari Komite Tani Menggugat (KTM) beraksi di depan gedung DPRD Sumut, Selasa siang (24/7). Pasalnya, Beni (21) dan Daniel (22), yang mengaku dari Eropa, terlihat duduk manis bersama demonstran di Jalan Imam Bonjol.

 

Pengamatan MartabeSumut, fakta yang kurang lajim dan bisa dipastikan pertama kali terjadi, itu jelas membuat polisi yang mengawasi unjukrasa menjadi gerah. Dua warga asing yang berbaur dalam kerumunan massa diamati serius dan disebut-sebut sebagian polisi sebagai antek-antek suruhan intelijen luar untuk mengamati gejolak massa di Indonesia. Tak heran, Kapolsek Medan Baru Kompol Budi Hendrawan, SH, SIK pun langsung memerintahkan anggotanya untuk memanggil pentolan KTM dan mempertanyakan keberadaan 2 orang asing. “Apa mereka itu anggota kalian juga,” kata Kompol Budi kepada Johan Merdeka, salah seorang pimpinan KTM. Johan Merdeka justru menanggapi dingin. “Saya kurang tahu siapa mereka pak. Tapi kan gak apa-apa, ya biarkan saja mereka di sana,” cetusnya sambil berlalu.

 

Polisi Ingin Keluarkan Orang Asing

 

Masih berdasarkan pengamatan MartabeSumut, beberapa petugas polisi wanita sempat berupaya mengeluarkan kedua orang asing dari dalam kerumunan massa. Namun dicegat oleh demonstran yang umumnya didominasi perempuan separo baya. Polisi akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengawasi dari kejauhan. Bripka Rudi, salah seorang petugas kepolisian yang biasa ‘nongkrong’ di gedung DPRD Sumut menduga kuat kalau ke-2 orang asing adalah antek-antek intel negara luar yang bertujuan memonitor konflik sosial di Indonesia. “Ya kita gak tahu bang, nampaknya saja mereka polos-polos tapi sengaja diturunkan untuk melihat situasi,” ujarnya.

 

Penasaran dengan sikap polisi dan pemandangan ganjil tersebut, MartabeSumut akhirnya menemui ke-2 orang asing di dalam barisan demonstran. Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede memperkenalkan diri dengan memakai Bahasa Inggris dan selanjutnya melontarkan pertanyaan pertama bagi keduanya apakah memahami bahasa Indonesia atau tidak. Dari beberapa pertanyaan yang disampaikan dengan bahasa Inggris, keduanya mengaku berstatus sebagai mahasiswa di Eropa dengan nama Beni (21 tahun) dan Daniel (22 tahun). Datang ke Indonesia sejak hari Senin 23 Juli 2012 dengan maksud berwisata/traveling menemui beberapa rekannya yang sudah lebih dulu ada di Medan. Namun anehnya, saat ditanya asal negara di Eropa dan nama kampus tempat kuliah, keduanya menolak menjawab. “We are from Eropa as a student there. We came from a small country and we dont have to mention it”. (Asal kami dari Eropa, salah satu negara kecil yang tak perlu kami sebutkan namanya. Kami juga kuliah di sana-Red)

 

Saat dikejar lagi dengan pertanyaan sudah berapa kali ke Medan, dimana tinggal di Medan dan kenapa sampai bisa bergabung dalam kerumunan demonstran, Beni dan Daniel terlihat kalut serta lama berfikir memberikan jawaban. “We stay in our friends apartment but we dont know the name of the place. This is the first time we came to Medan. In a few hours ago we walking around this street and saw the people’s crowd so we decide to look forward and join here”. (Kami tinggal di apartemen seorang teman tapi kami tak nahu nama lokasinya. Beberapa jam lalu kami melintasi jalan ini dan melihat kerumunan banyak orang sehingga kami memutuskan untuk bergabung melihat-lihat-Red)

 

Usai mengucapkan terimakasih, MartabeSumut menyalami ke-2 orang asing dan berpamitan. Beberapa petugas kepolisian yang mengamati sejak lama langsung mendatangi awak MartabeSumut dengan maksud meminta beberapa informasi. Belum lagi berjarak 2 Meter dari ke-2 orang asing dan cuma berselang sekira 20 detik usai wawancara, Beni dan Daniel terlihat berdiri meninggalkan kerumunan massa. Ratusan orang yang awalnya sama-sama duduk di jalan raya menatap kepergian keduanya. Aksi massa KTM yang umumnya petani dan penggarap lahan dari berbagai daerah kab/kota se-Sumut tetap berlanjut dengan orasi. Kondisi jalan mengalami kemacetan parah disebabkan sepertiganya dikuasai demonstran.

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here