Ribuan orang petani, nelayan, mahasiswa, buruh, kaum perempuan, laki-laki, anak muda hingga generasi tua yang berhimpun dalam Forum Rakyat Bersatu (FRB) Sumut tumpah ruah di jalan raya, persis di depan gedung DPRDSU Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (10/1) sekira pukul 13.05 WIB. Massa yang awalnya berkonsentrasi di lapangan Merdeka Medan sudah berkumpul sejak pukul 10.00 WIB dengan kendaraan roda dua, angkutan umum, truk, becak hingga mobil pick up.
Sebelum tiba di DPRDSU, sekira pukul 12.00 WIB, massa berbaris memenuhi ruas jalan dan mulai bergerak dari lapangan merdeka menuju gedung DPRDSU. Kondisi tersebut jelas membuat lalu lintas kota Medan macet total. Khususnya saat massa melitasi Jalan Pengadilan, Jalan Maulana Lubis dan Jalam Imam Bonjol. Polisi terpaksa menutup dan mengalihkan arus lalu lintas (dari-ke) Jalan Imam Bonjol. Sambil berjalan massa yang membawa spanduk, poster dan selebaran tidak henti-hentinya melontarkan sumpah serapah terkait perampasan lahan dan ratusan kasus-kasus tanah yang dinilai tak tuntas karena melibatkan mafia, oknum polisi, oknum pejabat hingga kepala daerah. “Mafia tanah perampas hak rakyat harus ditangkap, diadili dan dipenjara. Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan. Revolusi,” pekik massa.
Berorasi
Pukul 13.05 WIB massa FRB sampai di gedung DPRDSU. Mereka langsung duduk di ruas jalan sambil mendengarkan orasi yang disampaikan melalui pengeras suara dari mobil pick up. Dalam orasinya, Ketua FRB Drs Alimuddin menyatakan, unjukrasa yang sedang dilakukan pihaknya adalah yang ke-4 kalinya setelah sebelumnya tidak mendapat respon dari pemerintah Provinsi. “Ini aksi kami yang ke-4. Mana keberpihakan Gubsu terhadap tanah-tanah rakyat yang dirampas mafia di penjuru Sumut. Sampai sekarang tidak ada. Jelas rakyat hanya korban kejaliman dan kesewenang-wenangan. Kita harus melawan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, setuju kawan-kawan,” teriak Alimuddin, yang disambut dengan pekikan ‘setuju’.
Pada sisi lain, Alimuddin juga menyumpahi sistem kapitalisme yang dipandangnya dilakukan oleh rezim SBY-Boediono serta elite di eksekutif, legislatif dan yudikatif. “Mereka semua yang mengaku elite telah gagal mensejahterakan rakyat. Mereka malah membiarkan aksi perampasan tanah, upah, rumah dan pekerjaan masyarakat kecil. Pemerintah kita di pusat dan daerah ini semua korup dan tidak becus,” cetusnya lagi dengan nada tinggi, yang diikuti yel-yel massa hidup ‘revolusi’.
Komisi A Datang
Pantauan MartabeSumut di lokasi, sekira pukul 13.35 WIB beberapa anggota Komisi A DPRDSU seperti H Syamsul Hilal, Drs H Raudin Purba, Ahmad Ikhyar Hasibuan, Isma Padly AP, Taufik Hidayat, M Sitompul, Syahrial Harahap dan Bustami HS berkenan menemui ribuan pengunjukrasa. Pada kesempatan itu Syamsul Hilal secara lantang mengatakan kalau Komisi A tetap komitmen mendukung perjuangan rakyat untuk memperoleh tanah yang dirampas selama ini. Kalau Gubsu tidak punya kemauan politik memihak kepada rakyat, Komisi A disebutkan dia akan mendukung sepenuhnya. Sedangkan kepada para bupati, pejabat, aparat dan birokrat korup yang berpihak kepada mafia, Syamsul memastikan pihaknya di Komisi A berupaya keras mencari cara menurunkan dari jabatan masing-masing. “Termasuk Plt Gubsu, polisi dan oknum pejabat lain yang menjadi agen-agen perkebunan maupun mafia tanah. Pokoknya tanah rakyat harus dikembalikan kepada rakyat,” cetus Syamsul Hilal.
875 Kasus Tanah di Sumut
Parahnya lagi, kata Syamsul Hilal, dari 875 kasus pertanahan di Sumut saat ini, tidak satupun yang tuntas diselesaikan pemerintah Provinsi Sumut. Padahal, beber dia, di Sumatera Selatan ada 485 kasus tanah dan sebanyak 435 kasus berhasil dibereskan pemerintah daerahnya. “Sebenarnya persoalan kemauan dan niat baik Pemprovsu saja kepada rakyat, setuju,” ungkap Sayamsul Hilal, yang kembali diikuti pekikaan ‘setuju’. Sekira pukul 13.50 WIB, massa akhirnya membubarkan diri dan bergerak menuju kantor Gubsu. Anggota Komisi A DPRDSU seperti H Syamsul Hilal, Drs H Raudin Purba, Ahmad Ikhyar Hasibuan, Isma Padly AP, Syahrial Harahap dan Bustami HS ikut berjalan bersama ribuan orang. (MS/GOM/BUD)