Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Daerah Pemilihan (Dapil) Langkat-Binjai Drs H Raudin Purba merinding. Pasalnya, saat menyerap aspirasi warga Langkat (Reses) pada 3-7 Oktober 2012, kondisi tanggul Sei Wampu dan Sei Batang Serangan yang rusak parah terkikis air menjadi satu-satunya fakta miris yang urgen untuk disikapi. Sebab, ratusan ribu jiwa masyarakat terancam bahaya bila sewaktu-waktu banjir melanda.
Tatkala dikonfirmasi MartabeSumut melalu ponselnya, Kamis siang (11/10), Raudin mengaku sedang berada di Simalungun. Namun dia terdengar semangat menceritakan kondisi 2 tanggul yang menurut istilahnya masuk skala prioritas primer untuk diteruskan kepada pemerintah terkait. “Reses kemarin saya masuk ke-5 titik konsentrasi penduduk. Diantaranya 2 desa di Binjai Utara, Desa Stabat Kec Sei Wampu, Desa Sisisra Kec Sei Besitang dan Desa Karang Rejo Kec Stabat. Dari semua kunjungan itu, saya merinding menyaksikan kondisi fisik 2 tanggul di Langkat yang jelas-jelas dapat menenggelamkan daerah Stabat, Sei Wampu dan Secanggang bila banjir muncul. Masyarakat di sana meminta perhatian DPRDSU agar segera mengusulkan perbaikan Tanggul Sei Wampu dan Tanggul Batang Serangan,” beber Raudin.
Menurut anggota Komisi A DPRDSU ini, kondisi fisik 2 tanggul yang didirikan sekira tahun 70-an, itu memang sudah sangat tidak layak fungsi. Bangunan tanggul yang habis terkikis air semakin parah akibat ulah nakal sebagian warga pengeruk pasir/tanah melalui usaha galian C ilegal. Artinya, kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumut itu lagi, bangunan tanggul Batang Serangan yang terletak di Desa Jawa terlihat putus sementara Tanggul Sei Wampu yang memiliki jembatan penghubung (pintu masuk) Provinsi Aceh-Provinsi Sumut justru porak poranda. Seandainya banjir datang tiba-tiba, Raudin menyatakan khawatir air Sungai Wampu dan Sungai Batang Serangan akan meluap sehingga menjebol 2 tanggul yang ada. “Kalo banjir yang saya takutkan itu terjadi, maka beberapa desa bakal tenggelam disapu air dan saya perkirakan 200-an ribu jiwa bisa melayang,” akunya.
Temui BWSS dan Bupati Langkat
Menyadari bahaya yang mengancam masyarakat di Langkat, Raudin pun menindaklanjuti dengan berkoordinasi kepada Lukmanul Hakim dari UPT PSDA di Binjai dan Ir Pardomuan Gultom dari Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II di Medan. Dari sana Raudin mendapati data kalau Tanggul Batang Serangan membutuhkan dana perbaikan sekira Rp. 6 Miliar sedangkan Tanggul Sei Wampu mencapai Rp. 20 Miliar. Namun untuk merealisasikan itu semua, kata Raudin, BWSS sendiri mengaku tidak memiliki anggaran untuk proyek multiyearsmelainkan harus ada dana segar tersedia.
Wakil rakyat yang tergolong kritis ini tidak putus asa. Bersama anggota DPRDSU Dapil Binjai-Langkat lainnya seperti Yan Syahrin, Syahrial Harahap, Nurul Azhar dan Ferri SK, mereka menyampaikan situasi tersebut kepada Bupati Langkat pada tanggal 8 Oktober 2012 lalu. Hasilnya? Bagi Raudin, Bupati Langkat langsung respon dengan memerintahkan Asisten Pembangunan, Sekda dan Bappeda meninjau ke-2 tanggul. Kemudian mengirimkan surat kepada Gubsu agar anggaran perbaikan 2 tanggul segera dimasukkan dalam APBD Sumut 2013. “Sekarang kami di DPRDSU tinggal menunggu lobby lanjutan Bupati Langkat terhadap Gubsu. Perbaikan 2 tanggul harus secepatnya dilakukan karena menyangkut keselamatan jiwa manusia. Saya mau mengatakan, bila Bupati Langkat sudah melobby Gubsu, ya tolong pastikan pula apakah APBD Sumut 2013 mampu mengalokasikan dana sekira Rp.26 Miliar? Kalo tidak, ya kami harap Bupati Langkat dan Gubsu serius melobby pemerintah pusat/Menteri PU supaya dianggarkan dalam APBN 2013,” tutup legislator yang juga menjabat Wakil Ketua Dewan Presidium Pusat Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara.