www.MartabeSumut.com, Medan
Warga Jalan Darussalam Medan, Nasir (46), tak habis fikir. Penyebabnya, 2 pohon besar yang selama 30 tahun lebih diamati tumbuh subur di Jalan Gajah Mada simpang lampu merah Wahid Hasyim Medan, persis depan Hotel Islami Aceh House, kini tinggal sebatas kenangan. Sejak 1 minggu lalu, 1 pohon sebesar pelukan manusia dan 1 pohon lagi sebesar 2 pelukan manusia, telah diribak (tebang) rata dengan tanah. Akibatnya, Nasir pun menyesalkan sikap Pemko Medan bahkan pelaku penebangan yang dianggapnya tidak peduli menjaga habitat keasrian Kota Medan.
Sengaja menginformasikan kabar tersebut kepada www.MartabeSumut.com, Selasa siang (1/9/2015), Nasir menceritakan, 2 pohon besar yang diribak tersebut merupakan pemandangan sehari-hari tiap menjalankan aktivitas di Jalan Gajah Mada Medan. Menurut Nasir, sekira 1 minggu lalu, ada beberapa petugas datang malam hari memakai mobil khusus bertangga dilengkapi alat pemotong otomatis chainshaw (gergaji mesin) untuk menebang ke-2 pohon. Penebangan pertama disebutnya dilakukan pada pohon paling besar. Beberapa hari kemudian giliran 1 pohon lagi yang ditebang habis. “Aku sudah mangkal di sini selama 30 tahun lebih. Bangunan di sini belum banyak berdiri tapi 1 pohon besar berdiameter 2 pelukan manusia itu telah tegak di sana. Sayang sekali sekarang tersisa bangkai saja. Pohon bagus-bagus kok ditebang ya ? Memangnya Pemko Medan kemana,” sesal Nasir, sembari menduga motif bisnis penebangan dilakukan karena ke-2 pohon berada di depan hotel. Pantauan www.MartabeSumut.com, Selasa sore (1/9/2015), posisi ke-2 bangkai pohon yang ditebang berjarak sekira 6 Meter. Berada pada emperan jalan, berdekatan dengan lampu merah dan persis di depan pagar Hotel Islami Aceh House.
Pemko Medan Tidak Tahu
Terpisah, www.MartabeSumut.com mencoba mengkonfirmasi masalah penebangan 2 pohon itu kepada Plh Walikota Medan Syaiful Bahri, Selasa sore (1/9/2015). Namun sayang, ponsel Syaiful Bahri yang dihubungi tidak memberi respon. Tatkala Syaiful Bahri dikirimi 1 pesan singkat SMS konfirmasi, tetap saja tidak memunculkan balasan. Beberapa menit kemudian, www.MartabeSumut.com menghubungi Kadis Pertamanan Kota Medan Ir H Zulkifli Sitepu, MM. Setelah mengirimkan 1 pesan singkat SMS konfirmasi, Zulkifli Sitepu langsung mengontak ponsel PERJUANGAN BARU. “Kami tidak tahu kapan dan siapa yang menebang ke-2 pohon di Jalan Gajah Mada. Namun Dinas Pertamanan Medan sudah melaporkannya ke Polsek Medan Baru,” terang Zulkifli Sitepu. Lalu, bagaimana pendapat Anda tentang informasi warga bahwa yang menebang pohon selama ini di penjuru Medan diduga oknum Dinas Pertamanan karena dilengkapi kendaraan resmi dan alat pemotong ? Zulkifli Sitepu menyatakan tidak mau berandai-andai. Bagi dia, bila terbukti ada pegawai Dinas Pertamanan Medan melakukan penebangan pohon diam-diam tanpa melalui ketentuan, maka hukum harus ditegakkan. “Polisi silahkan usut. Biarkan penyelidikan polisi saja yang memutuskan,” tutup Zulkifli Sitepu.
DPRDSU Sesalkan Kinerja Dinas Pertamanan Medan
Sementara itu, anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Ir Juliski Simorangkir, MM, ketika dikonfirmasi www.MartabeSumut.com melalui ponselnya, Selasa malam (1/9/2015), menyesalkan kinerja Dinas Pertamanan Medan yang tidak mampu mengawal keutuhan ekosistem lingkungan. Maraknya penebangan pohon di penjuru Medan dipastikannya sebagai bagian dari kegagalan Pemko Medan mewujudkan penghijauan kota. Wakil Rakyat membidangi masalah pembangunan/lingkungan ini pun meminta Plh Walikota Medan segera mengusut penebangan 2 pohon yang kembali terjadi di Jalan Gajah Mada. “Saya menduga ada motif bisnis transaksional. Apakah penebangan dilakukan Dinas Pertamanan, pihak lain yang tidak bertanggungjawab atau kongkalikong oknum pejabat Dinas Pertamanan dengan pemilik modal ? Plh Walikota Medan jangan diam dong,” pinta Juliski dengan nada tinggi. Politisi Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) itu mencontohkan, pohon-pohon yang dibiarkan mati banyak pula terlihat di Jalan Bom Helvetia Medan tanpa perawatan oleh Dinas Pertamanan Medan. “Ada denda bagi yang sembarangan menebang pohon. Di jalan umum depan rumah kita saja tak boleh asal tebang karena butuh izin Dinas Pariwisata. Gak bisa sembarangan,” tutup wakil rakyat asal Dapil Sumut IX Kab Taput, Kab Tobasa, Kab Humbahas, Kab Samosir, Kab Tapteng dan Kota Sibolga tersebut.
Usut Pelaku Penebangan
Beberapa waktu lalu, www.MartabeSumut.com sempat mewawancarai anggota Komisi D DPRD Medan H Ahmad Arif, SE, MM. Menurut Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Medan ini, pelaku penebangan pohon di Kota Medan wajib diusut tuntas. Ahmad Arif berkeyakinan, penebangan pohon tanpa pertanggungjawaban jelas dapat dikenai sanksi tegas sebab diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan. “Taman kota ya dirawat, tumbuhan dipelihara bagus-bagus dan pohon-pohon jangan ditebang seenaknya. Janganlah rusak penghijauan kota sebagai penyangga kehidupan kita. Apalagi akhir-akhir ini cuaca sangat ekstrim,” ingat Ahmad Arif. Oleh sebab itu, semenjak dini, imbuh politisi membidangi pembangunan/lingkungan itu lebih jauh, Plh Walikota Medan dan Kepala Dinas Pertamanan bertanggungjawab menjelaskan ke publik soal penebangan pohon yang marak terjadi di Medan. Begitu pula dengan beragam masalah semisal terlantarnya taman-taman kota maupun tumbuhan di pinggir jalan. “Kalau pepohonan dirusak dan ditebang sesuka hati, alamat hancurlah kota kita ini kelak,” cetus Ahmad Arif, seraya berjanji akan memanggil Kadis Pertamanan Kota Medan dalam RDP DPRD Medan untuk dimintai penjelasan.
Kasus Penebangan Pohon di Medan
Seperti diberitakan www.MartabeSumut.com, Kamis 7 Mei 2015 silam, kasus gencarnya penebangan liar pohon-pohon di Kota Medan terpantau terakhir pada 4 pohon besar di Jalan AH Nasution/samping kantor Dinas TRTB Medan. Sebelumnya, 1 pohon besar di Jalan Gajah Mada Medan depan Taman Gajah Mada ditebang pada awal Maret 2015. Lalu masih pada bulan Maret 2015, terjadi pula penebangan liar 3 pohon besar Mahoni di Jalan Amal Medan. Hal serupa dialami 5 pohon besar juga di Jalan Karya pada awal-akhir April 2015. Kini, diduga akhir Agustus 2015, sebanyak 2 pohon diribak dari Jalan Gajah Mada Medan. Ironisnya, 5 kasus penebangan liar di atas diperkirakan terjadi sejak Maret-Agustus 2015. (MS/BUD/GOL)